Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Terpopuler: Langit Beijing Cerah hingga Stadion Manahan Solo

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk kali pertama dalam satu dekade, Beijing dapat menikmati langit cerah.

Kabar tersebut menjadi kabar terpopuler di kanal properti Kompas.com sepanjang Rabu (22/8/2018).

Kabar lain yang tak kalah menarik yaitu soal sistem pencahayaan Stadion Manahan yang akan kalahkan Luzhniki Stadium di Rusia.

Berikut kabar selengkapnya:

1. Pertama kali dalam satu dekade, langit Beijing cerah

Kabar tersebut dikonfirmasi berdasarkan data indeks polusi udara dari Kedutaan Besar AS di Beijing.

Dari tujuh hasil pembacaan polusi bulanan terendah di Beijing sejak 2008, lima di antaranya terjadi sejak musim panas lalu.

Sudah sejak lama China terkenal sebagai negara dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia. Beijing dan Shanghai merupakan dua kota di antaranya yang terkena dampak tersebut.

Berbagai jenis polutan ada di negara ini, termasuk sulfur dioksida dan nitrogen dioksida, yang sama besarnya dengan emisi karbon.

Pemerintah setempat kemudian memberlakukan kebijakan pembatasan pembakaran batu bara di Beijing dan sekitarnya.

Pada Juli ini, kandungan polutan di Beijing tercatat rata-rata 44 mikrogram per meter kubik, ketujuh terendah sejak tahun 2008 lalu.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Selasa (21/8/2018) di laman AQICN, Indeks Kualitas udara (Air Quality Index) kota Beijing berada di angka 34 atau dalam kategori Good. Indeks ini mengindikasikan kualitas udara Beijing sehat. 

Sementara menurut situs yang sama, indeks kualitas udara di Jakarta berada dalam level 157. Angka ini menyebutkan kualitas udara ibu kota dalam keadaan Unhealthy atau Tidak Sehat.

2. Kereta cepat ke Incheon segera dihentikan

Kereta berkecepatan tinggi yang menghubungkan Kota Seoul, Korea Selatan, ke Bandara Internasional Incheon akan berhenti beroperasi bulan depan.

Seperti dilansir Asia.nikkei.com, pelayanan kereta yang berlangsung hanya empat tahun itu dihentikan karena mahalnya biaya operasional dan motif takut kehilangan penumpang bus.

Korea Railroad (Korail), badan transportasi publik yang dikenal sebagai operator sistem kereta, mengajukan rencana pada Juni lalu untuk menghentikan koneksi kereta itu.

Kementerian Transportasi Korea Selatan pun menyetujui rencana tersebut sebulan lalu.

3. Sistem pencahayaan Stadion Manahan bakal kalahkan Luzhniki

Revitalisasi Stadion Manahan Solo segera dimulai. Nantinya, stadion ini akan memiliki sistem pencahayaan yang lebih baik dibandingkan Stadion Luzhniki di Rusia.

Direktur Bina Penataan Bangunan Ditjen Cipta Karya Iwan Suprijanto menuturkan, sistem pencahayaan tersebut menyesuaikan standar broadcast.

"Mungkin di sana bakal 2.200 hingga 2.400 lux," kata Iwan di kantornya, Senin (20/8/2018).

Merujuk standar minimum FIFA, sistem pencahayaan minimal 2.000 lux. Sementara, Asian Football Confederation (AFC) mensyaratkan minimum 1.400 lux.

Sebagai perbandingan, Stadion Utama GBK yang menjadi tuan rumah pembukaan Asian Games 2018 memiliki sistem pencahayaan 3.500 lux.

Adapun, Stadion Luzhniki yang menjadi lokasi pembukaan Piala Dunia 2018 memiliki sistem pencahayaan 2.000 lux.

4. Dijual, ruko bersejarah bernilai ratusan miliar rupiah

Sebuah rumah toko ( ruko) bertingkat yang menjadi bangunan konservasi di Boon Tat Street, Singapura, siap untuk dijual dengan estimasi harga 17 juta dollar AS atau sekitar Rp 247 miliar.

Ruko yang berlokasi di Area Konservasi Telok Ayer itu merupakan tempat untuk menjual makanan dan minuman, sekaligus menjadi rumah bagi restoran berbintang Michelin, Cheek by Jowl.

Situs bersejarah dengan kepemilikan sewa 99 tahun itu berdiri di atas tanah seluas 163 meter persegi. Dengan ukuran itu, sesuai harga tanah di wilayah tersebut sehingga totalnya sekitar Rp 247 miliar, seperti yang disebutkan di atas.

Bangunan ini bisa dicapai hanya dengan berjalan kaki dari Stasiun MRT Telok Ayer dan Raffles Place di daerah pusat bisnis serta bisa diakses melalui Marina Coastal dan Central Expressways. 

Menurut Direktur Asosiasi Pasar Modal di agen pemasaran JLL, Clemence Lee, properti ini merupakan aset yang lokasinya bagus dan berpotensi mendapatkan penghasilan besar dengan menyewakannya.

"Selain itu, ruko untuk tempat makan yang terdiri dari dua lantai jarang ditemui karena pihak berwenang semakin selektif untuk memberikan izin usaha seperti itu," ujar Clemence Lee, seperti diberitakan Straitstimes, Selasa (21/8/2018).

5. New York diserbu China, Eropa dan Timur Tengah

Kota New York, Amerika Serikat, merupakan salah satu pasar real estat paling mahal di dunia. Tingginya harga properti di sana karena banyak apartemen yang dibeli orang asing, termasuk dari China, Eropa, dan Timur Tengah.

Menurut survei Association of Foreign Investors in Real Estate pada Januari lalu, popularitas kota yang berjulukan The Big Apple itu berada di urutan kedua setelah London di kalangan investor asing.

Meskipun tidak ada satu kelompok khusus yang melakukan pembelian besar-besaran, para profesional real estat mengatakan kepada CNBC bahwa mereka memprediksi suatu tren di wilayah strategis kota itu yang pembelinya berasal dari Eropa, Asia, dan Timur Tengah.

Salah satu negara yang banyak membeli properti di New York adalah China. Ketika ekonominya terlihat melambat beberapa tahun lalu, orang kaya China telah mengambil alih sejumlah aset di AS untuk mendapatkan keuntungan.

Hal itu terus terjadi bahkan saat perekonomian di bagian lain negara itu terasa melambat.

"Klien China telah membeli kondominium ebih dari Rp 73 miliar di Fifth Avenue dan Park Avenue, kondominium antara Rp 14 miliar hingga Rp 29 miliar di Upper West Side, serta kondominium di Tribeca dan SoHo dengan harga sampai Rp 72 miliar," tutur agen properti DJK Residential, Carole Armstrong, seperti diberitakan CNBC, Sabtu (18/8/2018).

https://properti.kompas.com/read/2018/08/23/100401021/terpopuler-langit-beijing-cerah-hingga-stadion-manahan-solo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke