Namun, seharusnya pewarnaan tersebut cukup dilakukan di tempat-tempat tertentu yang memang justru membutuhkan penguatan karakter.
Sebab, alih-alih ingin mempercantik kawasan, pewarnaan yang kurang tepat justru akan membuat suatu wilayah menjadi kurang menarik.
"Mungkin, ada di tempat lain yang relatif lebih bagus kalau diwarna, tapi ada juga tempat-tempat yang diberi warna jadi lebih jelek. Kuncinya kan adanya karakter, kita harus pahami ini kalau diberi warna jadi lebih bagus atau jadi lebih jelek? Kan pertanyaan seperti itu yang harus diajukan," cetus Yudha.
Baca juga: Separator Jalan Warna-warni Dikhawatirkan Mengaburkan Fungsi
Oleh karena itu harus dipikirkan apakah mudah dihapus atau tidak untuk mengembalikan ke kondisi semula.
Sebab, tidak setiap hari masyarakat akan menikmati euphoria Asian Games.
Ketika event olahraga terbesar di Asia itu berakhir, euphoria itu juga akan berakhir.
"Kalau sulit (mengembalikan) terus memakan biaya banyak, berarti ada persoalan itu. Oleh karena itu butuh kehati-hatian agar tidak serampangan. Ini kan bukan Disneyland, bukan Dufan yang orang inginnya ceria setiap kali datang ke festival," tuntasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.