Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lika-liku Hoaks Jembatan Kenteng hingga Rekor Baru Mudik

Kompas.com - 13/06/2018, 10:50 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Disebutkan bila tingkat kemiringan jalur sementara itu mencapai 57 derajat dan banyak mobil yang tidak kuat melaluinya.

Bahkan, sebuah video juga menunjukkan bagaimana aparat kepolisian dan petugas keamanan dengan sigap mendorong sebuah mobil yang tidak kuat ketika berjalan menanjak. Dengan menggunakan kayu penahan, polisi tersebut mengganjal roda belakang sebelah kiri.

Hal ini mendorong Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Royke Lumowa untuk menjajal langsung tanjakan ini. Dengan menggunakan sepeda kecil, ia berhasil menaklukkan jembatan tersebut.

Menurut Royke, seharusnya dalam kondisi normal, mobil dapat dengan mudah melintasi tanjakan ini.

"Ini tanjakan grade sepuluh, tapi menggunakan sepeda kecil, itu memang lebih berat dari sepeda besar. Artinya begini, sepeda kecil saja bisa lewat, apalagi mobil ya," kata Royke.

"(Jadi) tidak benar kalau tanjakan itu sulit dilewati mobil karena sepeda saja bisa lewat," imbuhnya.

Belakangan, informasi tentang tingkat kemiringan jalur sementara itu dinyatakan tidak benar alias hoaks oleh Kementerian PUPR.

Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S Atmawidjaja menyatakan, jalur sementara itu cukup aman dilalui.

"Mengenai faktor keamanan jalan tersebut, PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebagai kontraktor pelaksana dalam laporannya menyatakan tingkat kemiringan jalur ini adalah berkisar 10 persen sehingga cukup aman untuk dilintasi," kata Endra dalam keterangan tertulis.

Untuk mendukung kelancaran arus, di sepanjang jalur tersebut juga telah dilengkapi rambu-rambu, pagar pembatas, dan petugas yang mengarahkan kendaraan agar tertib saat melintas satu per satu melalui pengeras suara.

Kompas TV Hal ini sengaja dilakukan agar pengendara tidak tegang ketika melewati jembatan Kali Kenteng.

Selain itu, tidak ada jaminan bahwa mobil baru akan cukup kuat melintasi jalur tanjakan ini. Hanya satu kunci keberhasilan melewati jalur ini, yakni mendengarkan instruksi dari petugas untuk menambah kecepatan sejak dari bawah.

Selain itu, pengendara juga harus bisa menjaga jarak aman antara kendaraan satu dengan yang lainnya.

"Penyempitan sengaja dilakukan dari dua lajur menjadi satu supaya mobil bisa ancang-ancang naik pas tanjakan," kata Manager Administrasi Proyek PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN), Fatahillah.

Kendaraan pemudik melintasi di ruas tol fungsional Batang-Semarang, Jawa Tengah, Selasa (12/6/2018). Kenaikan volume kendaraan mengakibatkan antrean sepanjang 1 kilometer jelang exit toll Grinsing dan adanya pembangunan Jembatan Kalikuto dan dijadwalkan baru akan selesai pada H-2 lebaran.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Kendaraan pemudik melintasi di ruas tol fungsional Batang-Semarang, Jawa Tengah, Selasa (12/6/2018). Kenaikan volume kendaraan mengakibatkan antrean sepanjang 1 kilometer jelang exit toll Grinsing dan adanya pembangunan Jembatan Kalikuto dan dijadwalkan baru akan selesai pada H-2 lebaran.

Lebih cepat

Tidak sedikit yang mengakui pelaksanaan mudik Lebaran kali ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, dari sisi waktu tempuh.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com