Chief Corporate Officer SMRT Gerard Koh mengatakan, penerapan Kaizen itu bakal memperbaiki kualitas kerja dan secara langsung memengaruhi keandalan MRT Singapura.
“Penerapan konsep ini membuat karyawan merasa bertanggungjawab dan merasa pekerjaan itu adalah milik mereka,” ungkap Gerard seperti dilansir Straits Times, Selasa (27/2/2018).
Ketika ditanya pewarta apakah pengenalan Kaizen itu bertujuan mengatasi “masalah budaya yang mendalam” sebagaimana dikatakan Chief Executive SMRT Desmond Kuek setahun silam, Gerard membantahnya.
"Saya tidak ingin mengatakan bahwa ini adalah masalah budaya. Karyawan memberi umpan balik jika mereka cukup bangga dengan pekerjaan mereka. Mereka tahu dampak atas apa yang mereka lakukan terhadap keandalan layanan dan juga penumpang,” papar Gerard.
Untuk diketahui, setahun silam, MRT Singapura diterjang sejumlah permasalahan. Pada Oktober lalu, terowongan MRT antara stasiun Bishan dan Braddell kebanjiran sehingga layanan lumpuh hampir 20 jam.
Baca juga: Banjir Hingga Tabrakan, Ini Catatan Kasus MRT Singapura Tahun 2017
Investigasi kemudian berhasil menemukan penyimpangan dalam pemeliharaan sistem pencegahan banjir, dengan catatan kerja yang dipalsukan oleh staf.
Tak berhenti di sana, MRT Singapura juga mengalami tabrakan sesama kereta pada November 2017.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.