Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gabungkan Depo MRT dan Bus, Singapura Hemat Anggaran Rp 20 Triliun!

Kompas.com - 23/02/2018, 22:03 WIB
Haris Prahara,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

MARINA BAY, KOMPAS.com – Keterbatasan lahan membuat Singapura mesti membangun dengan cermat. Setiap konstruksi diupayakan terencana dengan matang dan terintegrasi.

Hal itu sebagaimana tercermin dari pembangunan Depo Terintegrasi East Coast yang tengah dilaksanakan pemerintah Singapura.

Depo itu disebut sebagai depo 4 in 1 karena menggabungkan tiga jalur mass rapid transit (MRT) dan satu lapangan parkir bus.

Ada tiga tingkat pada depo tersebut, dengan depo MRT Downtown Line berada di bawah tanah, depo Thomson-East Coast di permukaan tanah, dan depo East-West Line pada satu tingkat di atas permukaan tanah.

Baca juga: Menguak Rahasia Tersembunyi di Bawah Tanah Singapura...

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur Singapura Khaw Boon Wan mengatakan, penggabungan depo MRT dan bus itu bisa menghemat penggunan lahan sekaligus anggaran pemerintah.

Jika keempat depo dibangun terpisah, dibutuhkan lahan tambahan hingga 44 hektar atau dua kali lipat luas Terminal 4 Bandara Changi.

Interior Terminal 4 Bandara Internasional Changi Airport.changiairport.com Interior Terminal 4 Bandara Internasional Changi Airport.
Menurut Khaw, pembangunan Depo Terintegrasi East Coast tersebut menelan biaya hingga 3,2 miliar dollar Singapura (Rp 33 triliun). Angka tersebut diklaimnya sekitar 40 persen lebih rendah dari biaya pembangunan jika keempat depo dipisah.

“Kalau dibangun terpisah, kita bakal memerlukan biaya tambahan sebesar 2 miliar dollar Singapura (Rp 20 triliun)!” tulis Khaw dalam akun Facebook resminya, sebagaimana dikutip Kompas.com pada Jumat (23/2/2018).

Sebagai perbandingan, nilai Rp 20 triliun bisa digunakan untuk mendongkrak pembangunan infrastruktur di Indonesia. Angka penghematan Rp 20 triliun itu setara dengan 5 kali lipat biaya pembangunan Trans Papua yang dianggarkan senilai Rp 3,8 triliun.

Baca juga: Biaya Membangun Trans Papua Rp 3,8 Triliun

“Jadi, Depo 4 in 1 ini adalah solusi untuk menghemat dana para pembayar pajak secara besar-besaran,” kata Khaw.

Khaw, yang juga menjabat sebagai Menteri Perhubungan, melanjutkan, depo itu dirancang oleh insinyur dari Otoritas Transportasi Darat Singapura (LTA) Adrian Teo beserta tim.

Pada 2009, Teo dan tim ditugaskan untuk membangun depo kereta untuk Thomson-East Coast Line dan Downtown Line.

Namun, rupanya tim tersebut mampu menghasilkan sesuatu rancangan yang futuristik, aman, dan juga hemat biaya.

“Mereka berhasil melakukannya dengan baik. Depo Terintegrasi East Coast adalah jawaban inovatif untuk kebutuhan infrastruktur kami di lahan Singapura yang terbatas,” pungkas Khaw.

Sekadar informasi, Depo Terintegrasi East Coast dijadwalkan selesai pada 2024 mendatang.

Ilustrasi MRT SingapuraStephane_Jaquemet Ilustrasi MRT Singapura
Depo terintegrasi tersebut bisa menyimpan hingga 220 kereta MRT dan 760 bus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau