Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waskita Catat Rekor Tujuh Kecelakaan Kerja dalam Tujuh Bulan

Kompas.com - 21/02/2018, 10:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Kedua, jembatan penyeberangan pada proyek Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) ambruk pada September 2017.

Ditengarai, peristiwa itu terjadi akibat tali sling yang belum terpasang saat hendak memasang badan jembatan sehingga jatuh menimpa para pekerja proyek.

Dari peristiwa tersebut, seorang pekerja meninggal dunia dan dua lainnya mengalami luka-luka. Pekerja yang meninggal dunia karena langsung tertimpa badan jembatan, sementara korban selamat tetap mengalami luka serius.

Ketiga, girder box pada proyek jalan tol Pasuruan-Probolinggo, Jawa Timur jatuh pada Oktober 2017. Kala itu, terdapat korban tewas satu orang yang sekaligus karyawan Waskita Karya dan korban luka dua orang selaku pekerja proyek.

Keempat, sebuah crane pengangkut Variable Message Sign (VMS) jatuh di ruas Tol Jakarta-Cikampek KM 15 arah Cikampek pada November 2017 lalu.

Insiden bermula pada pukul 00.00 WIB, saat dilakukan kegiatan pemindahan VMS di KM 15 oleh PT Waskita dengan menggunakan crane. Di titik itu, tengah digarap proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated.

Namun, karena faktor teknis, crane gagal melakukan pemindahan dan jatuh menutup lajur 1. Dampaknya, empat lajur arah Cikampek sempat tidak dapat dilalui kendaraan.

Kelima, sebuah konstruksi girder pada proyek Tol Pemalang-Batang ambruk akhir Desember lalu. Girder itu hendaknya digunakan sebagai konstruksi jembatan penyeberangan orang (JPO).

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, rekaman video atas peristiwa itu cukup mendapat sorotan masyarakat.

Fenomena Gunung Es

Ketua Masyarakat Infrastruktur Indonesia Harun al-Rasyid Lubis mengatakan, dalam sebuah kasus kecelakaan konstruksi, tidak bisa hanya dilihat dari faktor man-machine.

Salah satu faktor penting dalam sebuah kecelakaan konstruksi yaitu adanya kesalahan sistematis, yang semestinya menjadi dasar terjadinya kecelakaan itu sendiri.

"Ini merupakan fenomena gunung es. Bisa jadi passive factor, yang dalam hal ini pihak manajemen total (penyedia) jasa konstruksi adalah akar permasalahannya. Bukan sekedar active factor atau front liners yaitu pekerja atau teknologi," kata Harun kepada Kompas.com, Selasa (20/2/2018).

Penting bagi penyedia jasa konstruksi untuk melakukan sistem opname secara menyeluruh terhadap manajemen mereka. Termasuk dalam hal ini pendanaan dari penyertaan modal negara dan lembaga keuangan pemerintah.

"Di sinilah pentingnya menjaga iklim kompetisi yang fair dalam industri jasa konstruksi. Bukan sekedar jadi sapi perahan dan kejar tayang penguasa," kata Harun.

Suasana pengerjaan proyek Light Rail Transit (LRT) di Depo LRT, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (25/01/2018). Rencananya LRT akan mulai beroperasi 13 Agustus 2018, lima hari sebelum pembukaan Asian Games yang dijadwalkan pada 18 Agustus 2018.MAULANA MAHARDHIKA Suasana pengerjaan proyek Light Rail Transit (LRT) di Depo LRT, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (25/01/2018). Rencananya LRT akan mulai beroperasi 13 Agustus 2018, lima hari sebelum pembukaan Asian Games yang dijadwalkan pada 18 Agustus 2018.

Dosen Institut Teknologi Bandung itu menambahkan, sistem opname meliputi semua level manajemen pengawasan. Mulai dari standar prosedur operasional, regulasi, hingga sumber daya manusia (SDM). Serta sistem perbaikan bila terjadi kesalahan kembali.

Waskita sendiri, sebut dia, termasuk salah satu perusahaan pelat merah yang banyak menerima beban proyek yang digagas pemerintah.

Anak usahanya, Waskita Toll Road, misalnya, memiliki hampir sekitar 700 kilometer proyek jalan tol.

"95 persen umumnya greenfield atau baru. Jadi ini lebih ke persoalan manajemen proyek. Mungkin karena kelebihan beban, tapi kekurangan SDM, sistem pengawasan tidak bekerja prima," tuntas Harun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau