Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Hunian Terus Melorot, Mal Kosong di Jakarta 31,9 Hektar!

Kompas.com - 18/02/2018, 23:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktifnya transaksi belanja secara daring (online) memengaruhi tingkat hunian pusat-pusat belanja di Jakarta. 

Pusat perdagangan Glodok nan legendaris itu, tak dapat mengelak kemajuan teknologi digital di sektor ritel. Secara bertahap, ratusan toko tutup dan pemiliknya mengonversi menjadi gudang.

Baca juga : Sepi, Banyak Kios Glodok Jadi Kantor Pusat

Sementara, Pasaraya Blok M dan Mal Taman Anggrek ditinggal peritel utamanya Matahari Department Store, dan Debenhams hengkang dari Kemang Village.

Baca juga : Matahari Hengkang, Tingkat Hunian Mal Taman Anggrek 85 Persen

Fenomena tutupnya gerai-gerai peritel utama atau anchor tenant dan peritel medioker di pusat-pusat belanja Jakarta berimplikasi pada merosotnya tingkat hunian.

Menurut riset Jones Lang LaSalle, tingkat hunian pusat belanja Jakarta hingga akhir 2017 sekitar 89 persen. Angka ini lebih buruk ketimbang catatan 2012 hingga 2016 yang selalu di atas 90 persen.

Ilustrasi malestherpoon Ilustrasi mal
Dengan demikian, jika tingkat hunian 89 persen dari total ruang eksisting 2,9 juta meter persegi, maka tingkat kekosongan mal di Jakarta sekitar 31,9 hektar!

Sementara tingkat serapan sepanjang kurtal IV-2017, JLL menyebut hanya 2.600 meter persegi. Padahal, hingga akhir 2019 akan terdapat tambahan ruang pusat belanja seluas 106.000 meter persegi.

Tentu saja, menurunnya tingkat hunian ini juga menimbulkan efek domino yakni tarif sewa yang sedikit tertekan.

JLL mencatat tak ada kenaikan sama sekali dari segmen tarif sewa secara triwulanan. Tarif sewa berada pada level rata-rata Rp 494.171 per meter persegi per bulan.

Kendati fenomena aktual terus menunjukkan "kekalahan" ritel fisik, Head of retail JLL Cecilia Santoso mengatakan, khusus untuk pusat belanja premium lebih antisipatif.

Ilustrasi malshironosov Ilustrasi mal
Dia menambahkan, adanya diskusi mengenai belanja daring yang memengaruhi penjualan toko fisik secara bertahap sudah diantisipasi oleh para pengembang pusat perbelanjaan premium.

"Mereka membuat komposisi peritel yang lebih menarik dan mampu menarik masyarakat untuk mengunjungi pusat perbelanjaan," kata Cecilia.

 

 

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com