Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak, Cara "H&M" Berkelit dari Guncangan Ritel

Kompas.com - 01/02/2018, 23:15 WIB
Haris Prahara

Penulis

STOCKHOLM, KOMPAS.com – Peritel H&M bergerak cepat mengatasi situasi anjloknya bisnis mereka. Ogah semakin terseret dalam pusaran kelesuan ritel.

Seperti diwartakan sebelumnya, H&M tengah menghadapi gejolak. Itu sebagaimana tercermin dari laporan kinerja mereka yang dipublikasikan pada Rabu (31/1/2018).

Peritel asal Swedia itu mengalami kemerosotan laba kuartalan hingga 34 persen per November 2017. Tepatnya, menjadi sebesar 4,9 miliar kronor Swedia (sekitar 440 juta Poundsterling).

Sontak, saham H&M di bursa saham Swedia merosot dengan paparan kinerja tersebut. Di bursa saham Swedia, saham H&M anjlok hingga 9,1 persen, kemarin. Nilai tersebut adalah rekor terendah dalam sembilan tahun terakhir.

Untuk memperbaiki kondisi bisnis, H&M mengumumkan rencana menutup hingga 170 toko tahun 2018 ini. Angka tersebut adalah rekor tertinggi penutupan toko oleh H&M dalam 20 tahun terakhir.

Baca juga: Saham dan Laba Anjlok, "H&M" Bakal Tutup 170 Toko

Selain menutup hingga 170 toko, H&M rupanya telah menyiapkan rencana lain. Strategi baru ini diharapkan mampu membangkitkan kembali kejayaan H&M.

Taktik baru tersebut adalah membuka toko baru bernama Afound. Dilansir Businsess Insider, toko itu segera dibuka secara daring di Swedia.

Sementara itu, untuk toko fisiknya bakal meluncur paling lambat akhir tahun ini.

Toko Afound kelak akan menjual produk H&M disertai sejumlah merek lainnya. Semua produk di toko baru itu dijual dengan harga diskon.

Langkah H&M membuka toko penuh diskon diyakini mampu memanaskan pasar ritel dengan konsep serupa. Diketahui, Macy’s dan Nordstorm telah memiliki gerai dengan konsep seperti itu.

Perbedaannya, H&M menawarkan produknya sendiri dengan harga diskon. Upaya ini bisa menjadi langkah ampuh untuk menghabiskan stok barang tersisa.

Sebelumnya, Chief Executive Officer H&M Karl-Johan Persson menyebutkan, pihaknya mesti cekatan dalam menyikapi temaramnya bisnis.

"Perubahan industri (ritel) mengejutkan semua pihak dan tren ini akan berlanjut pada 2018,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau