STOCKHOLM, KOMPAS.com - H&M tengah terlilit sengkarut akut. Kondisi bisnis menurun sehingga membuat aksi tutup toko tidak terhindarkan.
Seperti diwartakan Bloomberg, Rabu (31/1/2018), peritel pakaian asal Swedia itu bersiap menutup gerai-gerainya.
Jumlah penutupan toko melonjak pada level tertinggi dalam beberapa dekade terakhir.
Tahun ini, H&M telah merencanakan penutupan hingga 170 gerai secara global. Ini disebut sebagai angka penutupan terbesar H&M dalam 20 tahun terakhir.
Baca juga: Kejayaan "H&M" Runtuh, Laba Terjun Bebas 34 Persen
Rasio antara penutupan dan toko baru sebesar 44 persen, yang berarti H&M akan menutup 44 gerai untuk setiap 100 unitnya.
Rasio itu melonjak pesat. Sebagai contoh, pada 2017, perbandingannya hanya 19 persen. Sementara itu, antara tahun 1999 hingga 2017, rata-ratanya sebesar 12 persen.
Dengan penutupan sebanyak 170 cabang tersebut, itu artinya penambahan jumlah gerai H&M akan turun menjadi hanya 220 gerai tahun ini. Sebuah proyeksi terendah sejak 2010.
Kecepatan pertumbuhan toko juga melambat menjadi hanya 4,6 persen pada 2018, sebelumnya rata-rata 12 persen antara 1999 dan 2017.
H&M bakal lebih mengobarkan pengelolaan bisnis daring (online). Di China, misalnya, mereka telah menjalin kerja sama dengan Tmall, sebuah situs jaringan grup Alibaba.
Baca juga: Terancam Karam, H&M Berburu Sekoci hingga ke Negeri China
Peritel itu juga berniat menciptakan merek toko baru, dengan segmentasi pasar yang lebih rendah.
Pekerjaan rumah
Meningkatkan penjualan menjadi tugas besar bagi H&M agar terus eksis. Itu krusial jika berkaca pada data terbaru laporan kinerja yang dipublikasikan H&M pada Rabu (31/1/2018).
Peritel asal Swedia itu mengalami kemerosotan laba kuartalan hingga 34 persen per November 2017. Tepatnya, menjadi sebesar 4,9 miliar kronor Swedia (sekitar 440 juta Poundsterling).
Sontak, saham H&M di bursa saham Swedia terguncang dengan paparan kinerja tersebut.
Di bursa saham Swedia, saham H&M melorot hingga 9,1 persen, kemarin. Nilai tersebut adalah rekor terendah dalam sembilan tahun terakhir.
Sasaran utamanya, bisa meraih target pertumbuhan bisnis 10-15 persen tahun 2018 ini. Meskipun, kata Johan, pihaknya akan bersikap realistis.
"Kami bekerja untuk itu (upaya perbaikan), kami percaya pada apa yang kami lakukan. Akan tetapi, karena belum mencapai tujuan yang ditetapkan, saya tetap tidak ingin mengatakan bahwa hasilnya segera terlihat pada 2019 atau 2020,” tutur Johan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.