Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Infrastruktur, Antara Percepatan dan Pertaruhan Nyawa

Kompas.com - 12/02/2018, 19:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wajah Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersenyum sumringah kala meresmikan proyek Kereta Bandara Soekarno-Hatta, awal Januari lalu.

Bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Rini M Soemarno, Menko Polhukam Wiranto, Gubernur Banten Wahidin Halim dan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, Presiden menekan sirine tanda beroperasinya infrastruktur transportasi itu.

Baca juga : Ambruknya Perimeter Bandara Soekarno-Hatta Dianggap Kegagalan Bangunan

Presiden bersyukur, tentu saja. Dan itu, pantas. Pasalnya, tiga tahun setelah pekerjaan konstruksi rel kereta ini digarap PT Waskita Karya (Persero) Tbk, akhirnya bisa rampung dan dapat dinikmati masyarakat.

"Kita tahu bahwa kereta bandara ini merupakan salah satu dari penyediaan moda transportasi yang ada di Jakarta untuk mengurangi kemacetan," kata Jokowi saat peresmian di Integrated Building Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (2/1/2018).

Namun, sebulan pasca-diresmikan, proyek yang menelan investasi senilai Rp 2,7 triliun itu, ambruk dinding turapnya, dan memakan korban.

Seorang wanita bernama Dianti Diah Ayu Cahyani Putri (24) meninggal dunia setelah mobil yang ditumpanginya tertimpa turap beton, dan tanah longsor Jalan Perimeter Selatan, Senin (5/2/2018) sore.

Seperti diketahui, di atas terowongan itu terdapat jalur rel kereta Bandara Soekarno-Hatta.

Petugas masih berupaya mengevakuasi mobil yang tertimpa reruntuhan tembok Perimeter Selatan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (6/2/2018) malam.Ridwan Aji Pitoko/KOMPAS.com Petugas masih berupaya mengevakuasi mobil yang tertimpa reruntuhan tembok Perimeter Selatan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (6/2/2018) malam.
Selang sepekan, gerbang dekat perlintasan kereta ambruk dan mengenai seorang sekuriti yang berada di lokasi, hingga membuatnya dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lanjutan.

Waskita sebagai kontraktor pelaksana, membenarkan insiden gerbang yang ambruk adalah bagian dari proyek yang mereka kerjakan.

Baca juga : Komisi V DPR: Kecelakaan Marak, Direksi Waskita Harus Mundur

Namun, saat dikofirmasi tentang penyebab ambruknya, tidak ada jawaban dari Kepala Bagian Humas dan CSR PT Waskita Karya, Poppy Sukmawati.

"Iya, gerbangnya Waskita yang mengerjakan," kata Poppy kepada Kompas.com, Senin (12/2/2018).

Dua kasus kecelakaan yang terjadi dalam kurun waktu sepekan, menimbulkan pertanyaan di dalam praktek dunia konstruksi Tanah Air. Apakah pemerintah hanya mengejar kecepatan waktu penyelesaian, namun mengabaikan faktor keamanan?

Tim Lafor Mabes Polri Cabang Surabaya melakukan penyelidikan sekaligus investigasi ambruknya grider flayover tol Pasuruan-ProbolinggoKOMPAS.com/Moh.Anas Tim Lafor Mabes Polri Cabang Surabaya melakukan penyelidikan sekaligus investigasi ambruknya grider flayover tol Pasuruan-Probolinggo
Lima kasus

Kenyataannya, selain kasus kecelakaan pada proyek yang telah rampung, banyak pula kasus kecelakaan kerja pada saat konstruksi sedang dilaksanakan.

Waskita sendiri tercatat sebagai BUMN karya yang paling banyak mengalami kasus kecelakaan kerja dalam beberapa waktu terakhir.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau