JAKARTA, KOMPAS.com - Wajah Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersenyum sumringah kala meresmikan proyek Kereta Bandara Soekarno-Hatta, awal Januari lalu.
Bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Rini M Soemarno, Menko Polhukam Wiranto, Gubernur Banten Wahidin Halim dan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, Presiden menekan sirine tanda beroperasinya infrastruktur transportasi itu.
Baca juga : Ambruknya Perimeter Bandara Soekarno-Hatta Dianggap Kegagalan Bangunan
Presiden bersyukur, tentu saja. Dan itu, pantas. Pasalnya, tiga tahun setelah pekerjaan konstruksi rel kereta ini digarap PT Waskita Karya (Persero) Tbk, akhirnya bisa rampung dan dapat dinikmati masyarakat.
"Kita tahu bahwa kereta bandara ini merupakan salah satu dari penyediaan moda transportasi yang ada di Jakarta untuk mengurangi kemacetan," kata Jokowi saat peresmian di Integrated Building Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (2/1/2018).
Namun, sebulan pasca-diresmikan, proyek yang menelan investasi senilai Rp 2,7 triliun itu, ambruk dinding turapnya, dan memakan korban.
Seorang wanita bernama Dianti Diah Ayu Cahyani Putri (24) meninggal dunia setelah mobil yang ditumpanginya tertimpa turap beton, dan tanah longsor Jalan Perimeter Selatan, Senin (5/2/2018) sore.
Seperti diketahui, di atas terowongan itu terdapat jalur rel kereta Bandara Soekarno-Hatta.
Waskita sebagai kontraktor pelaksana, membenarkan insiden gerbang yang ambruk adalah bagian dari proyek yang mereka kerjakan.
Baca juga : Komisi V DPR: Kecelakaan Marak, Direksi Waskita Harus Mundur
Namun, saat dikofirmasi tentang penyebab ambruknya, tidak ada jawaban dari Kepala Bagian Humas dan CSR PT Waskita Karya, Poppy Sukmawati.
"Iya, gerbangnya Waskita yang mengerjakan," kata Poppy kepada Kompas.com, Senin (12/2/2018).
Dua kasus kecelakaan yang terjadi dalam kurun waktu sepekan, menimbulkan pertanyaan di dalam praktek dunia konstruksi Tanah Air. Apakah pemerintah hanya mengejar kecepatan waktu penyelesaian, namun mengabaikan faktor keamanan?
Kenyataannya, selain kasus kecelakaan pada proyek yang telah rampung, banyak pula kasus kecelakaan kerja pada saat konstruksi sedang dilaksanakan.
Waskita sendiri tercatat sebagai BUMN karya yang paling banyak mengalami kasus kecelakaan kerja dalam beberapa waktu terakhir.