Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Mirip Tangga "Freemasonry", Tugu Demokrasi Didesain Ulang

Kompas.com - 08/12/2017, 10:12 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

MADIUN, KompasProperti - Karya seni senantiasa multiinterpretasi. Demikian halnya dengan Tugu Demokrasi yang telah berdiri di halaman depan Gedung DPRD Kabupaten Madiun, Jawa Timur. 

Kehadiran tengara (landmark) kota di Jalan Raya Panglima Sudirman Timur, Sumberbening, Balerejo, ini menghebohkan dunia maya, dan menjadi viral, lantaran dianggap mirip dengan Steps of Freemasonry atau tangga Freemasonry. 

Tugu demokrasi itu mulai hangat diperbincangkan setelah diunggah di jejaring sosial, Facebook.  

Pantuan KompasProperti, gambar tugu ini diunggah kali pertama oleh Cak Patto Made Ozawa di grup Facebook Paguyuban Madiun (Paguma). Kemudian diunggah ulang oleh Maz Fiedien di grup Facebook Berita Magetan.

Kedua akun ini mengunggah foto Tugu Demokrasi yang baru selesai dibangun dan membandingkannya dengan gambar tangga Freemasonry.

Warganet pun ramai merespons dan menghubungkan desain Tugu Demokrasi DPRD Kabupaten Madiun tersebut dengan perkumpulan rahasia lluminati yang muncul di Bavaria sekitar tahun 1700-an.

Akun @Lava Megantara misalnya. Dia berkomentar "Fremansory. Ilumination.Pemuja Setan"

Begitu juga dengan akun @Wiwin Yuliastuti yang mengatakan "Pemuja Dajjal, organisasi freemasonry milik Yahudi."

Hal senada juga dilontarkan akun @Mazziver's AE dengan respons "Gawat Freemansory. Kuil untuk memuja setan bangsa Yahudi. Sudah masuk nyata di Indonesia..hahahaha"

Bila dilihat sepintas, terdapat kemiripan antara Tugu Demokrasi dengan tangga Freemasonry. 

Bedanya, tangga Freemasonry memiliki 33 anak tangga dan 8 anak tangga besar. Sementara bangunan Tugu Demokrasi terdapat 45 anak tangga kecil dan 5 anak tangga besar.

Sementara Tugu Demokrasi menyerupai piramida dan terdapat lubang di bagian tengah persis dengan gambar Steps of Freemasonry. 

Agar kehebohan tak berkepanjangan, Ketua DPRD Kabupaten Madiun, Djoko Setijono, pun meminta maaf kepada masyarakat Kabupaten Madiun.

Menurut dia, tidak ada kesengajaan dalam perancangan desain dan pembangunan tugu itu sehingga mirip dengan gambar atau logo dari kelompok agama tertentu. 

"Kami mohon maaf kepada masyarakat atas ketidaksengaajaan kami, baik ini DPRD dan teman-teman eksekutif khususnya Dinas PU terkait dengan desain ini," kata Djoko, Kamis (7/12/2017).

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau