SEMARANG, KOMPASPROPERTI - Desain arsitektur sejumlah mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata (Unika) Semarang memenangi sayembara lomba rancangan gedung Rumah Sakit Karyadi Semarang, baru-baru ini.
"Mahasiswa kami pernah menang dalam sayembara desain medical center RS Kariyadi. Juara 1," ujar Kepala Humas Unika Semarang, Agus Yuwono, kepada KompasProperti, Minggu (5/11/2017).
Agus mengatakan, desain mahasiswanya tentang Gedung Medic Center menjadi yang terbaik dari para peserta lain.
Tim mahasiswanya antara lain Andre Widjanarko, Tio Natalia, Girlandy Santoso, Aditya Mahardika dan Dicki Adviyandy mendesain gedung dengan judul The Flux, "Never Endang Flowing."
Menurut Agus, kemenangan mereka tidak lepas dari ide tentang memanfaatkan ruang terbatas di lokasi rumah sakit.
"Yang dibahas tentang sisi desain arsitekturnya," ucapnya.
Andre Widjanarko dan Natalia pun berbagi cerita kepada para mahasiswa Unika yang lain soal membuat desain gedung RS Karyadi itu di Kota Lama Semarang.
Natalia menceritakan, sebelum mendesain, timnya melakukan riset soal gedung di sekelilingnya. Dari situ, tim menemukan bahwa ada dua jenis gedung, yaitu bangunan arsitektur kolonial dan tipe bangunan modern.
"Pengembangan rumah sakit Karyadi ini kami manfaatkan kebutuhan ruang di atas lahan yang sempit. Lalu kami maksimalkan," ujar Natalia.
Desain gedung pun dirancang memanfaatkan ruang yang ada. Gedung bertingkat yang didesain juga merinci kondisi sekitar, lalu lintas hingga konektivitas dengan gedung lainnya.
"Dibuat box besar, lalu melihat set back bangunan," kata Natalia.
Tim itu memastikan lalu lintas di sekitar gedung terjaga. Mobilitas di rumah sakit yang tinggi memaksa mereka berinovasi dengan penyediaan akses jalan di gedung rancangannya yang menghadap Jalan Dr Sutomo itu.
"Saat kendaraan mau lewat dari jalan Sutomo kendaraan masih bisa lewat ke gedung lainnya. Bangunan lama tidak halangi bangunan yang sekarang," katanya.
Gedung yang dirancang sendiri berada di sebelah Gedung Paviliun Garuda, dan persis menghadap jalan umum. Juga terdapat teras yang dapat dinikmati untuk memandang bangunan lama.
Andre Widjanarko menambahkan, gedung rumah sakit diberi atmosfer lingkungan, dan bukan bukan sebagai tempat yang asing.
"Teras di bagian depan diberi tanaman dan material dipilih, hingga skala ruang dipikir baik monumental atau tidak. Di bagian lobi juga penting pemilihan material dan unsur tanaman di bangunan, hingga di ruang rawat inap," tutur Andre.
Pemanfaatan ruang itu, kata dia, penting untuk menjawab masalah utama di kompleks itu.
"Problem di Kariyadi itu sirkulasi. Kami menjawab dengan itu semua," cetusnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.