Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau Indonesia Mau Berkembang, Harus Ada Jawa Kedua"

Kompas.com - 01/10/2017, 11:58 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Untuk diketahui, pemegang konsesi Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi adalah konsorsium PT Jasa Marga Kualanamu Tol.

Perusahaan yang tergabung dalam konsorsium ini adalah PT Jasa Marga (persero) Tbk PT Jasa Marga (Persero) Tbk dengan kepemilikan sebesar 55 persen, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 15 persen, PT Waskita Karya (Persero) Tbk 15 persen dan PT Hutama Karya (Persero) 15 persen.

Jasa Marga menargetkan Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi beroperasi penuh pada 2018 mendatang. Namun, untuk Seksi 2 sampai 6 dalam dua minggu ke depan akan segera diresmikan. 

Direktur Utama PT Jasa Marga (persero) Tbk Desi Arryani mengatakan, kehadiran Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi secara khusus dan Tol Trans Sumatera secara umum bukan hanya strategis untuk Pulau Sumatera, tetapi juga strategis untuk negara.

"Kita tahu di Jawa sudah sangat crowded. Tidak bisa hanya mengandalkan Jawa. Kalau Indonesia mau berkembang itu harus ada second Jawa (Jawa kedua)," kata Desi. 

Jawa kedua itu, lanjut dia, adalah Sumatera yang harus dikembangkan secara komprehensif, mulai dari infrastrukturnya. Termasuk jalan tol yang menjadi bagian dalam rangka percepatan konektivitas antarwilayah.

"Dan itu nggak bisa ditunggu mana duluan nih, orangnya yang banyak atau jalannya duluan yang dibangun supaya tumbuh komunitasnya. Setelah Jawa kedua tumbuh, baru kemudian Jawa ketiga, dan keempat," beber Desi.

Desi menambahkan, Jalan Tol Trans Sumatera ini secara Nasional sangat dibutuhkan untuk pemerataan pembangunan dan juga menstimulasi pertumbuhan ekonomi, meskipun banyak ruas yang secara bisnis sangat tidak layak.

Gerbang Tol Lubuk Pakam, bagian dari Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang 61 kilometer.Hilda B Alexander/Kompas.com Gerbang Tol Lubuk Pakam, bagian dari Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang 61 kilometer.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Anita Firmanti juga mengakui kebutuhan atau demand Tol Trans Sumatera jauh lebih rendah ketimbang Tol Trans Jawa.

Namun begitu, di beberapa ruas tol, demand-nya justru sangat tinggi. Anita menyebut, ruas-ruas tersebut adalah Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi (61,80 kilometer), Medan-Binjai (17 kilometer), Bakauheni-Terbanggi Besar (140 kilometer), Palembang-Indralaya (22 kilometer), Pekanbaru-Dumai (131 kilometer).

"Sumatera ini kan wilayahnya lebih luas dibanding jumlah penduduknya. jadi, memang ada beberapa ruas yang tidak terlalu tinggi kebutuhannya, namun ada yang sangat padat," tutur Anita.

Sementara ruas tol yang melintasi Kota Padang menuju Pekanbaru, dan beberapa ruas lainnya di Provinsi Aceh, baru dilakukan desain dan proses izin analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). 

"Jalan tol ini kan meningkatkan konektivitas antar wilayah, menciptakan efisiensi dana dan waktu tempuh, distribusi dan harga barang jadi lebih murah. Manfaatnya banyak sekali. jadi kami fokus mempercepat ini. Termasuk Tol Trans Sumatera," tuntas Anita.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau