Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Properti Masih Suram

Kompas.com - 26/07/2017, 21:40 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

Seperti ekspatriat, pengusaha ini sudah berpengalaman tinggal di luar negeri baik sekolah atau berbisnis.

"Supaya praktis, makanya (pengusaha) pilih tinggal di apartemen. Dia enggak mau tinggal di BSD City misalnya, karena jauh ke Jakarta," kata Panangian.

Selain ekspatriat dan pengusaha, imbuh dia, penggemar properti kelas atas juga termasuk investor. Namun, kembali lagi, investor juga biasanya sudah mempertimbangkan mau dijual atau disewakan ke mana properti tersebut.

Dengan demikian, investor yang bermain di level ini adalah yang berpengalaman di atas 10 tahun. Investor yang pengalamannya masih kurang dari 10 tahun tidak akan berani membeli properti kelas atas.

"Mereka kan juga berpikir kalau mau disewakan lagi ke ekspatriat. Tapi investor yang masih baru kan belum tentu tahu mau ditawarkan ke mana. Cari penyewa juga enggak gampang kalau harga beli propertinya di atas Rp 3 miliar," ucap Panangian.

Tersandung politik

Kelesuan properti di Indonesia, kata Panangian, sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global antara lain devaluasi yuan dan Britain's exit (Brexit).

Namun, di tengah ekonomi global yang tidak mendukung, kondisi politik Indonesia juga berkecamuk, yakni saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta.

"Saat Pilkada itu orang pada takut (investasi). Itu terjadi hingga saat ini," jelas Panangian.

Terlebih lagi, lanjut dia, ada anggapan yang berkembang bahwa Pilkada Jawa Barat juga akan panas seperti DKI Jakarta.

Meski pada kenyataannya nanti belum tentu seperti itu. Karena kembali lagi, hal tersebut masih anggapan atau persepsi masyarakat.

"Tapi persepsi itu-lah yang terjadi sekarang dan memengaruhi investor. Penjualan properti menengah ke atas juga belum naik-naik karena persepsi," tandas Panangian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com