Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belanja "Online" Lebih Mudah dan Praktis Ketimbang di Glodok

Kompas.com - 15/07/2017, 09:44 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Anggun (17), terlihat asyik memilah kaset DVD di salah kios di lantai 5 Pasar Glodok, Jakarta Barat, Jumat (14/7/2017).

Bersama kedua rekannya, Sarah (17) dan Fani (17), perempuan yang kini duduk di bangku kelas tiga sebuah SMA negeri di bilangan Jakarta Barat itu, mencoba mencari rilis teranyar dari film drama Korea yang tengah digandrungi kalangan remaja.

"Udah lama enggak ke sini. Biasanya kalau nonton film Korea itu lewat hape aja. Tapi karena kebetulan tadi lagi main di sekitar sini, ya sekalian aja mampir," kata Anggun kepada KompasProperti.

Tak kurang dari tiga judul film dipilih. Ia lantas mengeluarkan uang Rp 15.000 untuk membayar ketiga keping DVD itu.

"Di sini harganya lebih murah dibandingkan tempat lain. Biasanya kan kalau di luar itu harganya antara Rp 6.000 sampai Rp 7.000 ya," ucapnya.

Aktivitas perdagangan pusat perbelanjaan di Plaza Elektronik, Glodok, Jakarta barat, Rabu (14/7/2017). Meskipun perdagangan berjalan normal, kian hari pasar ini semakin sepi pembeli. Bahkan beberapa kios sudah beralih fungsi menjadi gudang untuk menyimpan dagangan.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Aktivitas perdagangan pusat perbelanjaan di Plaza Elektronik, Glodok, Jakarta barat, Rabu (14/7/2017). Meskipun perdagangan berjalan normal, kian hari pasar ini semakin sepi pembeli. Bahkan beberapa kios sudah beralih fungsi menjadi gudang untuk menyimpan dagangan.
Lain Anggun, lain pula Rizki, mahasiswa semester akhir di sebuah perguruan tinggi swasta di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan itu, sengaja datang ke Glodok untuk memperbaiki konsol game PlayStation (PS) 3 miliknya.

Rizki sengaja memilih Glodok lantaran terkenal sebagai pusat servis konsol game di Jakarta.

"Kalau beli sih lewat online. Cuma agak nyesel aja, karena baru beli udah rusak. Mending beli langsung, tau barang, bisa nyoba, bisa nawar juga," keluh dia.

Bukan kali ini, Rizki berbelanja lewat online. Biasanya, bila ingin mencari barang kebutuhan lainnya, seperti jam tangan, baju, celana, hingga ponsel, ia langsung berselancar di dunia maya.

Harga barang yang relatif lebih murah serta kemudahan transaksi yang ditawarkan, menjadi alasan ia berbelanja secara online.

"Tapi baru sekarang sih rusak. Jadi agak nyesel aja kalau beli barang elektronik mahal, tapi langsung rusak," kata dia.

Memang, dari selisih harga yang ditawarkan, PS 3 Fat 60 GB milik Rizki, terpaut hampir Rp 600.000 lebih murah bila dibandingkan dengan yang ditawarkan pedagang di Pasar Glodok.

Suasana pusat perbelanjaan di Plaza Elektronik, Glodok, Jakarta barat, Rabu (14/7/2017). Meskipun perdagangan berjalan normal, kian hari pasar ini semakin sepi pembeli. Bahkan beberapa kios sudah beralih fungsi menjadi gudang untuk menyimpan dagangan.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Suasana pusat perbelanjaan di Plaza Elektronik, Glodok, Jakarta barat, Rabu (14/7/2017). Meskipun perdagangan berjalan normal, kian hari pasar ini semakin sepi pembeli. Bahkan beberapa kios sudah beralih fungsi menjadi gudang untuk menyimpan dagangan.
Namun, berbelanja elektronik secara online seperti memilih kucing dalam karung.

"Kalau kita berbelanja elektronik, usahakan lihat barang dulu. Karena enggak jarang ada pedagang nakal yang jualan online," kata Ahon, salah pedagang PlayStation.

Harga murah yang dipasang di situs jual beli online, menurut dia, sengaja dilakukan sebagai salah strategi untuk menggaet minat pembeli. Pasalnya, bila harga yang ditawarkan lebih tinggi dari pedagang lainnya, dikhawatirkan justru tidak akan dilirik.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau