Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Tak Tergerus Toko "Online", Pusat Belanja Harus Berubah

Kompas.com - 08/05/2017, 22:41 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Baik pusat perbelanjaan maupun toko online atau e-commerce, memiliki tantangan yang berbeda dalam menggaet konsumen.

Kemudahan dalam berbelanja yang ditawarkan toko online, diakui Direktur Ritel dan Operasi Ciputra Group, Sugwantono Tanto, menjadi tantangan tersendiri.

"Tapi kita jangan ngomong mengganggu atau enggak mengganggu. Menurut saya, dengan adanya e-commerce ini pusat belanja harus berubah," kata Sugwantono usai Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) di Sheraton Grand Jakarta, Senin (8/5/2017).

Ia mengaku, kehadiran toko online sedikit banyak memberikan perubahan terhadap gaya hidup masyarakat dalam berbelanja. Namun, perubahan itu dianggap masih dalam batas yang normal.

"Yang dulu spend-nya di sini, sekarang spend-nya di sana. Tapi ada juga yang spend di sini-sananya jadi nambah, kan normal sekali kalau di satu shopping center dari dulu penilaiannya berubah," ujarnya.

Menurut dia, salah langkah yang dapat dilakukan untuk tetap menjaga minat masyarakat berkunjung ke pusat perbelanjaan, adalah dengan merevitalisasi komposisi mal.

Sebagai contoh, tidak semua masyarakat yang berkungjung ke pusat belanja, datang untuk berbelanja.

shutterstock Ilustrasi
Sebagian di antaranya datang untuk bertemu kolega atau sekadar menghabiskan waktu untuk makan di restoran.

Fenomena tersebut, menurut dia, telah ditangkap pihak pengelola dengan menambah area food and beverage (FnB).

Jika pada 25 tahun lalu, area FnB hanya berkisar 5 persen dari total luas pusat belanja kini sudah bertambah hingga 15 persen.

"Kalau kita lihat ke Jepang, Singapura, mungkin sudah 40-60 persen. Jadi saya rasa pergeseran ini akan terjadi," ujarnya.

Lebih jauh, menurut dia, meski data menunjukkan pertumbuhan market e-commerce cukup signifikan, namun siklus tetap berlaku.

Dalam bisnis, hal tersebut wajar terjadi. Kondisi tersebut juga berlaku bagi pusat perbelanjaan konvensional.

"Jadi online-nya berubah, offline-nya juga berubah. Pusat belanjanya berubah," kata dia.

Berdasarkan data Asosiasi E-Commerce Indonesia (IdEA), capaian market e-commerce Indonesia pada tahun 2014 mencapai 13 miliar dollar AS atau sekitar Rp 176 triliun. Angka tersebut diprediksi tumbuh tahun ini mencapai 25 hingga 30 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau