Berikutnya UMCity Medini Lakeside yang dibangun UMLand. Proyek ini merupakan salah pionir di Iskandar yang berisi apartemen, kondominium, dan hotel Citadines Medini, serta Shama Medini.
Kemudian Forest City yang merupakan hasil kolaborasi strategis antara pengembang China, Country Garden Holdings Co Ltd dengan Kumpulan Prasarana Rakyat Johor (KPRJ). Tak tanggung-tanggung, total luas lahan yang dibutuhkan untuk megaproyek ini 2.092 hektar.
Forest City digadang-gadang bakal menjadi proyek reklamasi terbesar di Malaysia. Di dalamnya mencakup hunian mewah, properti komersial pusat belanja, resor, hotel, perkantoran, taman, destinasi rekreasi, dan lain-lain.
Selanjutnya Leisure Farm Resort yang dibangun Mulpha Group. Kawasan hunian eksklusif ini seluas 700 hektar dengan pasar sasaran kalangan ekspatriat.
Baca: Merasakan Bermalam di Rumah Seharga Rp 40 Miliar
Hunian-hunian mewah di Leisure Farm Resort diminati pembeli investor dan end user dari 38 kebangsaan dan negara berbeda.
Mereka bukan filial, melainkan membuka cabang di sini dengan supervisi langsung dari negara asalnya.
Selain itu, terdapat juga pusat kesehatan berupa klinik, dan rumah sakit bertaraf internasional sejumlah 19 unit.
Tak lupa pula terdapat Traders Hotel dan LEGOLAND Malaysia Resort. Dua proyek ini merupakan katalisator kemajuan pembangunan kawasan ekonomi Iskandar.
Dengan pencapaian sejauh ini, Chief Executive IRDA Datuk Ismail Ibrahim mengungkapkan optimismenya untuk meraup target komitmen investasi hingga 2025 mendatang senilai 383 miliar RM atau setara Rp 1.192 triliun.
"Kami optimistis target tersebut dapat tercapai. Kendati perekonomian global sedang melemah, namun pertumbuhan Iskandar sekitar 7 persen hingga 8 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding pertumbuhan Nasional bahkan di seluruh regional Asia Tenggara," tutur Ismail menjawab Kompas.com, Rabu (24/5/2017).
Insentif berupa pengurangan pajak, kemudahan perizinan, dan lain-lainnya hanyalah bonus dan bukan yang utama. Jika Batam mau lebih berkembang, ciptakan dulu peluang sebagai "gadis cantik" yang layak dipinang.
"Apa yang mau dijual, bagaimana kondisinya, kualitasnya, dan seterusnya," tambah dia.
Ismail mengakui, Iskandar memang telah menjadi lokasi pilihan investasi di Asia. Mereka datang karena infrastruktur fisik sudah siap, seperti konektivitas yang baik melalui jalan, laut dan udara, serta infrastruktur lunak, seperti pendidikan yang sangat baik dan fasilitas kesehatan, fasilitas rekreasi, pariwisata, dan gaya hidup urban.
"Lokasinya yang strategis di jantung Asia menyediakan akses mudah ke kawasan ASEAN dan pasar sekitarnya," kata Ismail seraya menambahkan, kedekatan Iskandar dengan Indonesia sebagai pasar yang terbesar sangat menguntungkan.
Iskandar Malaysia dapat diakses melalui jalan darat Tuas, melalui laut ke Puteri Harbour Fery Terminal dan juga Nusajaya menuju Bandara Internasional Senai.
Lokasi strategis ini menempatkan Iskandar Malaysia dalam posisi yang tepat untuk tujuan bisnis dan wisata serta punya potensi bersaing dengan Singapura.