ISKANDAR, KompasProperti - Rimbunan pepohonan, gemericik air, dan suara burung saling bersahutan menyambut pagi, tatkala tirai jendela tersibak.
Langit biru di kejauhan, dan padang hijau keemasan diterpa sinar mentari adalah saujana indah dalam memulai hari.
Suasana alami dengan sentuhan khas bernuansa tropis ini bisa ditemukan di sebuah vila mewah pribadi (luxury private villa) di kawasan kota internasional Iskandar, Johor Bahru, Malaysia.
Vila mewah ini merupakan bagian dari kawasan hunian 700 hektar bertajuk Leisure Farm Resort yang hanya berjarak 45 menit dari Singapura.
KompasProperti berkesempatan menikmati keistimewaan, dan kemewahannya pada Rabu (24/5/2017) dan Kamis (25/5/2017).
Berkamar lima, plus satu paviliun, rumah yang saya tempati ini dibanderol sekitar Rp 40 miliar-Rp 43 miliar atau 14 juta ringgit Malaysia.
Mulai dari pemilihan kayu solid yang melapisi lantai di unit-unit kamarnya, lantai marmer di ruang keluarga, dapur, dan ruang kerja, elemen saniter dari produsen tenar asal Jerman, serta seperangkat alat dapur berteknologi tinggi yang juga dari Eropa.
"Kemewahan yang kami tawarkan tidak sebatas itu, melainkan kualitas hidup dengan standar internasional yang menghargai alam, dan ramah lingkungan," terang Deputy General Manager Sales and Marketing Leisure Farm Beverly Goldman.
Beverly tidak sedang menjual kecap yang segalanya diklaim sebagai nomor satu. Saat pengembang lain baru memulai pembangunan konstruksi fisik dan sejumlah infrastruktur serta fasilitas, lingkungan dan lanskapnya justru diabaikan.
"Tak ada satu pun pohon yang tumbuh, atau tanaman lain yang membantu menurunkan suhu udara. Tentu saja hal ini menyiksa konsumen yang datang mengunjungi rumah contoh," tambah Beverly.
Sementara Mulpha Group sebagai pengembang Leisure Farm Resort, membangun infrastruktur, menata lingkungan, dan lanskap lebih dulu sebelum memasarkannya kepada publik.
Selain itu, mereka juga hanya memanfaatkan 20 persen hingga 30 persen lahannya untuk konstruksi fisik, infrastruktur serta sejumlah fasilitas. Seluas 70 persen lainnya dari total luas lahan pengembangan digunakan untuk ruang terbuka hijau (RTH).
Kawasan antar-bangsa