Budi menganggap Zaha sebagai diva arsitektur. Semangatnya akan tetap hidup dalam seluruh karyanya.
"Dia berjuang melalui caranya sendiri sebagai perempuan arsitek," imbuh Budi.
Kontroversi
Kendati kerap ditahbiskan sebagai diva, ratu, dan juga maestro, bahkan kemampuan fenomenalnya yang disejajarkan dengan Frank Gehry, Zaha tak lepas dari kontroversi.
Dia pernah berseteru secara terbuka dengan para arsitek Jepang terkait rancangan Stadion Nasional Tokyo yang akan dijaddikan sebagai venue utama Olimpiade 2020 mendatang.
Karya Zaha dianggap terlalu besar, rumit, dan mahal serta tidak mencerminkan budaya Jepang.
Zaha merasa diperlakukan tidak adil mengingat dirinya merupakan pemenang kompetisi desain stadion tersebut yang diselenggarakan dua tahun silam.
"Sayangnya pemerintah Jepang dan beberapa orang dari profesi yang sama dengan saya dari Jepang telah berkolusi untuk menutup pintu proyek pembangunan stadion dari mata dunia," kata Hadid.
Seperti diketahui, Dewan Olahraga Jepang telah mengumumkan desain Kengo Kuma akan digunakan untuk membangun Stadion Nasional Tokyo, Selasa (22/12/2015).
Tak hanya sekali karya Zaha mengundang kontroversi. Sebelumnya, rancangan Stadion Piala Dunia Qatar 2022 dinilai tak lebih sebagai "vagina" dalam bentuk berbeda.
Menurut Zaha, penilaian tersebut tidak masuk akal, bahkan mendiskreditkan jender tertentu.
"Benar-benar memalukan bahwa mereka bisa muncul dengan omong kosong seperti ini. Apa yang mereka katakan? Segalanya dengan lubang adalah vagina? Benar-benar bodoh," ungkapnya.
"Jujur saja, tidak akan muncul komentar ini jika seorang laki-laki yang melaksanakan proyek ini...." Sayangnya, Zaha tidak menyelesaikan kalimat tersebut.