Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pyongyang Speed", Rahasia Korut Membangun Secepat Kilat

Kompas.com - 25/12/2015, 19:59 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

Sumber NKNews

Sumber Utama "Pyongyang Speed"


Adanya 'Pyongyang Speed' nampaknya benar-benar mempercepat pembangunan Mirae Scientist Street. Pasalnya, pada 21 Mei 2015 silam, Google Earth belum menunjukkan tanda-tanda bahwa kawasan itu selesai dibangun.

Sedangkan gedung-gedung residensial dekat Sungai Taedong mulai mendekati tahap akhir. Hal itu terlihat dari balok-balok metal dan lantai semen setengah jadi yang bisa jelas diamati dari luar.

Jung Eun-lee, seorang peneliti ekonomi dan real estat dari Universitas Kyung-sang memberikan penjelasan bagaimana Mirae Scientist Street bisa selesai dalam waktu kurang dari enam bulan. Setidaknya ada tiga metode dalam bisnis konstruksi di Korea Utara.

"Pertama konstruksi dipandu dan diatur oleh pemerintahan. Kedua, pemerintah mengumpulkan Donju (istilah bagi kaum elit di Korut), dan terakhir orang-orang kaya menggunakan nama agensi pemerintahan untuk terlibat dalam bisnis real estat," jelasnya.

Jung menambahkan pertumbuhan kekayaan Donju dan pegawai pemerintahan Korut kian lama semakin besar. Ini membuat mereka dapat bekerja sama dalam konstruksi domestik dan juga meningkatkan kekayaan mereka.

"Akibat harga bahan baku yang mengalami penurunan tajam membuat hilangnya keuntungan bagi banyak perusahaan perdagangan. Kenyataan itu juga membuat beberapa gerakan investor mencoba menginvestasikan uang dalam bisnis konstruksi dalam negeri, yang tengah berkembang seluruh Korut, "katanya.

Jung menyatakan motif profit dari investasi menjadi salah satu pendukung kecepatan waktu konstruksi. Selain itu, Jung berspekulasi bahwa dana asing juga dilibatkan dalam konstruksi banyak gedung-gedung tinggi di Pyongyang.

"Ini murni perkiraanku bahwa ada kemungkinan besar uang China menjadi bagian dari proyek ini. Berdasarkan kondisi kini, pemerintah tidak cukup kuat untuk bisa membangun semuanya sendiri tanpa adanya bantuan investasi dari berbagai sumber," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com