Basuki menuturkan, digenjotnya pembangunan infrastruktur ini karena Indonesia merupakan negara dengan ptensi sumber daya alam terbesar di Asia Tenggara. Jika kondisi infrastruktur memadai, maka pertumbuhan ekonomi akan ikut bergerak ke tingkat yang lebih tinggi.
"Selama ini kondisi infrastruktur tidak memadai. Padahal Indonesia punya peluang besar," imbuh Basuki.
Pembangunan Trans-Papua akan dikerjakan sepanjang 4.000 kilometer sampai dengan 2018 mendatang. Terutama akses perbatasan Papua-Papua Nugini yang akan dibangun tahun ini. Demikian halnya untuk perbatasan Nusa Tenggara Timur-Timor Leste, pemerintah telah mencanangkan groundbreaking.
Kawasan pintu lintas batas negara (PLBN), lanjut Basuki, juga akan dimodernisasi dan diperbaiki, mempertimbangkan kondisinya saat ini yang sangat tidak layak. Modernisasi ini fokus pada pengerjaan empat lajur median di tengah.
Untuk Tol Trans-Sumatera, Basuki mengatakan akan mengerjakan secara bertahap. Saat ini, pembangunan yang sudah dimulai adalah dari Merak-Bakauheuni dan Palembang-Tanjung Apiapi yang rencananya akan ditinjau langsung oleh Presiden.
Selain infrastruktur jalan, pembangunan bendungan juga menjadi prioritas selama lima tahun Kabinet Kerja berkuasa. Dalam 16 tahun terakhir, sebanyak 49 bendungan telah selesai dibangun.
Jadi, Indonesia akan punya 65 bendungan baru tambahan dari 231 bendungan yang sudah ada. Tanpa bendungan, kata Basuki, maka petani tidak bisa mengatur irigasi yang baik.