Ferry menambahkan, untuk memancing tumbuhnya kawasan, Maja butuh populasi. Hal itu bisa dilakukan dengan menyediakan perumahan terlebih dahulu atau pengembangan komersial berupa kawasan industri, dan logistik sebagai alternatif basis ekonomi.
Untuk komersial kawasan industri, lanjut Ferry, kawasan barat Jakarta memang tidak sepesat timur. Karena itu, percepatan pembangunan infrastruktur memang sangat diperlukan. Kelak setelah jalan tol terbangun, hunian dengan kelas lebih tinggi bisa mulai ditawarkan.
Citra Maja Raya
Pengembang yang tak hanya mengendus potensi Maja, melainkan juga merealisasikan pembangunan adalah duet PT Ciputra Residence dan PT Hanson International Land Tbk. Mereka membesut Citra Maja Raya.
Megaproyek ini merupakan pengembangan skala kota (township development) dengan luas lahan 2.000 hektar. Citra Maja Raya
berada di kawasan kota terpadu yang berbasiskan pada konsep Transit Oriented Development (TOD) dengan menjadikan Stasiun Maja sebagai simpul transportasi (hub).Citra Maja Raya dirancang sebagai kota berbasis ekonomi jasa (serviced base oriented) yang dapat ditempuh melalui KRL Commuter Line rute Maja-Serpong-Tanah Abang dan kelak jalan Tol Serpong-Maja (50 kilometer) dan Balaraja-Maja (40 kilometer).