Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maja, Kawasan Potensial di Barat Jakarta

Kompas.com - 09/10/2015, 08:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Popularitas kawasan Maja, Kabupaten Lebak, Banten, mulai menanjak seiring masuknya beberapa raksasa properti. Sebut saja Ciputra Group melalui PT Ciputra Residence yang berkongsi dengan PT Hanson International Land Tbk, Agung Podomoro Group, dan Kalbe Group.

Maja sendiri telah ditetapkan sebagai Kota Kekerabatan berdasarkan Surat Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) No. 02/KPTS/M/1998. Kota Kekerabatan Maja diproyeksikan menjadi salah satu penyangga di bagian barat Metropolitan Jakarta.

Kedudukan Maja dalam konteks wilayah yang lebih luas, cukup strategis dan terletak di dua propinsi (Jawa Barat dan Banten). Beberapa area Bodetabek yang saat ini menjadi penyangga kota Jakarta untuk beberapa tahun yang akan datang akan menjadi sangat padat.

Sementara, Maja yang berada di sisi barat Jabodetabek memiliki lahan yang masih luas dan mencakup wilayah dalam tiga kabupaten yaitu Lebak, Tangerang dan Bogor. Luas area Maja secara keseluruhan mencapai 10.900 Ha dengan rincian Kecamatan Maja di Kabupaten Lebak seluas 5.250 Hektar, Kecamatan Cisoka dan Tigaraksa di Kabupaten Tangerang seluas 2.650 Ha, dan Kecamatan Tenjo di Kabupaten Bogor seluas 3.000 Ha.

Sejatinya, selain Ciputra, Hanson, dan Agung Podomoro Group, terdapat 17 pengembang lainnya yang sudah mengantongi konsesi penguasaan dan pengembangan lahan. Mereka menguasai lahan seluas 3.565 hektar dan mulai membangun sebelum terhenti krisis multidimensi 1997-1998.

Arimbi Ramadhiani Pintu masuk Stasiun Maja, Lebak, Banten. Foto diambil pada Kamis (7/5/2015).
Menurut Associate Director Colliers International Indonesia, Maja punya potensi besar untuk mengalihkan orientasi pengembangan yang selama ini terkonsentrasi di kawasan Jadebotabek. 

"Potensi tersebut adalah akses infrastruktur dan transportasi berbasis rel, dan kelak jalan tol. Hal ini menjadi trigger untuk berkembangnya produk-produk perumahan khususnya kelas sederhana hingga menengah," tutur Ferry kepada Kompas.com, Kamis (8/10/2015).

Ferry menambahkan, untuk memancing tumbuhnya kawasan, Maja butuh populasi. Hal itu bisa dilakukan dengan menyediakan perumahan terlebih dahulu atau pengembangan komersial berupa kawasan industri, dan logistik sebagai alternatif basis ekonomi. 

Untuk komersial kawasan industri, lanjut Ferry, kawasan barat Jakarta memang tidak sepesat timur. Karena itu, percepatan pembangunan infrastruktur memang sangat diperlukan. Kelak setelah jalan tol terbangun, hunian dengan kelas lebih tinggi bisa mulai ditawarkan.

Hilda B Alexander/Kompas.com Dua unit rumah contoh di Citra Maja Raya

Citra Maja Raya

Pengembang yang tak hanya mengendus potensi Maja, melainkan juga merealisasikan pembangunan adalah duet PT Ciputra Residence dan PT Hanson International Land Tbk. Mereka membesut Citra Maja Raya.

Megaproyek ini merupakan pengembangan skala kota (township development) dengan luas lahan 2.000 hektar. Citra Maja Raya berada di kawasan kota terpadu yang berbasiskan pada konsep Transit Oriented Development (TOD) dengan menjadikan Stasiun Maja sebagai simpul transportasi (hub). 

Citra Maja Raya dirancang sebagai kota berbasis ekonomi jasa (serviced base oriented) yang dapat ditempuh melalui KRL Commuter Line rute Maja-Serpong-Tanah Abang dan kelak jalan Tol Serpong-Maja (50 kilometer) dan Balaraja-Maja (40 kilometer). 

Selain dikembangkan sebanyak 200.000 hunian, perumahan ini juga dilengkapi fasilitas umum, sosial, dan komersial seluas 20 persen dari total luas area 2.000 hektar.

General Manager Marketing Citra Maja Raya, Yance Onggo, menjelaskan, konsep pengembangan terintegrasi dengan harga terjangkau inilah yang mendorong pasar melirik Citra Maja Raya.

Hal ini dibuktikan dengan terjualnya 7.000 unit rumah tahap perdana hanya dalam waktu 11 hari. Harga aktual rumah mencapai Rp 266 juta hingga Rp 350 juta atau tumbuh 10 persen sejak dilansir Desember 2014.

"Selain rumah, kami juga memasarkan ruko subsidi sebanyak 12 unit, dan ruko komersial yang menghadap jalan utama (boulevard) CitraGrand Boulevard dengan harga Rp 650 juta sebanyak 100 unit yang habis dalam sehari," ujar Yance, Rabu (7/10/2015).

dokumentasi PT Ciputra Residence Ruko CitraGrand Boulevard di Citra Maja Raya
Potensi Maja, imbuh Yance, juga tak kalah jika dibandingkan dengan kawasan lainnya. Maja berdekatan dengan kawasan industri Banten yakni Tangerang dengan pusatnya di Balaraja. 
Keberadaan kawasan industri ini tentunya sangat mendukung wacana Maja sebagai pusat pertumbuhan baru.

"Selain Maja juga dapat dijangkau dari Jakarta (Tanah Abang) melalui transportasi berbasis rel ganda. Sehingga kawasan ini nanti akan berkembang dengan basis ekonomi jasa, dan perdagangan," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau