Penurunan tingkat hunian memicu para pengelola dan pemilik gedung perkantoran membanting harga sekompetitif mungkin. Bahkan, kata Ferry, banyak perkantoran lama dan baru memangkas harga sewa sebesar 30 persen.
Ferry memperkirakan fenomena diskon harga sewa tersebut akan terus meluas sampai dua tahun mendatang. Pasalnya, hingga akhir tahun 2015 saja terdapat 4,98 juta pasokan yang memenuhi pasar CBD Jakarta. Bagaimana pula jika ditambah pasokan baru sampai tiga tahun mendatang seluas 2,16 juta?
Tentu saja, pengembang dan pengelola gedung perkantoran harus berupaya keras memasarkan aset-asetnya agar terserap pasar. Sementara di sisi lain, investor justru masih menangguhkan ekspansi bisnis terkait gejolak Rupiah.
"Bagi investor gonjang-ganjing Rupiah sangat mengganggu kalkulasi bisnis. Sebaliknya jika Rupiah stabil, katakanlah dalam batas toleransi Rp 13.000 per 1 dollar AS, masih bisa memberikan rasa percaya diri kepada para pelaku pasar," ucap Ferry.
Sub-sektor lain yang menunjukkan kinerja terburuk kedua adalah apartemen. Penjualan mengalami perlambatan yang dipicu sikap hati-hati para investor dan pembeli potensial. Secara umum, tingkat serapan apartemen pada kuartal III-2015 menurun moderat menjadi 85,8 persen atau lebih rendah 1 persen dari kuartal sebelumnya.