Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Tahun Lagi, Jakarta Dipenuhi Gedung-gedung Kosong

Kompas.com - 01/10/2015, 13:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam empat tahun ke depan, Jakarta akan dihiasi gedung-gedung perkantoran kosong. Hal ini dimungkinkan karena jumlah pasokan baru yang akan memasuki pasar perkantoran di pusat bisnis atau central business district (CBD) Jakarta hingga 2019 mendatang sangat signifikan.

Sementara itu, di sisi lain, permintaan dan tingkat serapan terus merosot akibat krisis ekonomi domestik yang dipicu depresiasi rupiah dan perlambatan ekonomi sehingga banyak pelaku bisnis dan investor, terutama penyewa dan calon penyewa gedung, memilih opsi menunda ekspansi.

Menurut laporan Savills Indonesia yang diterima Kompas.com, Rabu (30/9/2015), terdapat lebih dari 3 juta meter persegi pasokan baru dijadwalkan selesai dalam kurun waktu 2015-2019. Mayoritas merupakan perkantoran Grade A sebanyak 52 persen, disusul perkantoran premium 44 persen.

Hal ini berpotensi melipatgandakan ruang-ruang kosong perkantoran di CBD Jakarta. Pasalnya, pasar hanya akan menyerap rata-rata seluas 420.000 meter persegi dalam setahun.

"Dengan permintaan terbatas, sementara pasokan baru yang akan datang demikian banyak, itu akan menaikkan kekosongan ke tingkat yang lebih tinggi. Kami memproyeksikan tingkat kekosongan mencapai puncak sekitar 20 persen pada 2019," tutur Head of Research and Consultancy Savills Indonesia, Anton Sitorus.

Tahun ini saja, terdapat gelombang pasokan baru memasuki pasar seiring kelarnya beberapa proyek perkantoran baru. Sebanyak 228.000 meter persegi masuk pasar CBD Jakarta dari tiga proyek, yakni Sahid Sudirman Center, Noble House, dan Gran Rubina 1. Dengan demikian, total pasokan mencapai 4.930.000 meter persegi.

Mayoritas pasokan yang ada di CBD Jakarta merupakan perkantoran Grade B sebanyak 36 persen, diikuti perkantoran Grade A sebesar 30 persen. Sementara itu, perkantoran premium mencapai sekitar 20 persen dan Grade C 14 persen.

www.shutterstock.com Ilustrasi.
Pasokan baru tersebut menyisakan sekitar 414.000 meter persegi ruang kosong. Mereka harus bersaing ketat dengan gedung-gedung perkantoran lainnya yang sedang dalam tahap pembangunan untuk mendapatkan penyewa.

Anton menjelaskan, lonjakan tingkat kekosongan ruang yang tersedia kemungkinan akan menyeret harga sewa semakin terpuruk, terutama harga sewa perkantoran Grade A dan premium. Harga sewa perkantoran premium dan Grade A akan menyusut sekitar 45 persen dan 40 persen pada 2019. Selama periode yang sama harga sewa Grade B dan Grade C diproyeksikan turun 25 persen dan 30 persen.

"Perlambatan ekonomi juga memengaruhi pertumbuhan sewa selama 20 bulan terakhir. Namun, koreksi pasar sejauh ini terbatas pada segmen kelas premium yang dipengaruhi depresiasi rupiah," kata Anton.

Untuk diketahui, segmen harga sewa perkantoran premium dalam dollar AS telah mengalami penurunan yang terjadi sejak tahun lalu. Penurunan terus berlanjut hingga 5,2 persen pada semester pertama 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com