Hal ini ditandai dengan kenaikan harga lahan dan properti. Untuk lahan kawasan perumahan, kata Andrian, sudah mencapai level Rp 7 juta hingga Rp 13 juta per meter persegi. Sementara untuk lahan komersial, menyentuh angka Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per meter persegi.
Harga propertinya tumbuh sekitar 20 persen sampai 25 persen per tahun, dengan banderol terendah Rp 900 juta dan tertinggi Rp 20 miliar untuk rumah berdimensi 400/1000.
Tak puas sampai di situ, pihaknya juga punya rencana bisnis strategis yang akan direalisasikan pada tahun 2015 mendatang.
"Satu di antaranya, kami sedang bernegosiasi dengan pengembang asing asal tiga negara yakni Korea, Jepang, dan Hongkong (Tiongkok). Saat ini pembicaraan sudah sampai taraf finalisasi angka investasi," buka Andrian.
Dia menambahkan, pengembang asing digandeng untuk mempercepat akselerasi pembangunan Sentul City. "Kami menawari mereka opsi kerjasama untuk mengembangkan perumahan, dan komersial serta pengembangan lahan central business district (CBD) Sentul City seluas 100 hektar," ucap Andrian.
Tahun depan juga, Sentul City akan melansir sebanyak 7 hingga 8 klaster baru dengan total mencapai 1.000 unit rumah, pengembangan infrastruktur tambahan, pengembangan fasilitas rekreasi dan wisata, serta apartemen.
"Untuk mewujudkan rencana strategis tersebut, kami mengalokasikan belanja modal senilai Rp 600 miliar hingga Rp 700 miliar," pungkas Andrian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.