Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Puri Indah Mengejar TB Simatupang!

Kompas.com - 06/09/2014, 12:37 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sesuai dengan rencana peruntukan tata kota, kawasan Puri Indah terus berkembang menjadi pusat pertumbuhan bisnis baru atau Central Business District (CBD) alternatif di wilayah Jakarta Barat.

Dalam tiga tahun terakhir, kawasan tersebut diincar para pengembang kakap guna dikembangkan sebagai wilayah ekspansi. Proyek-proyek multifungsi tak henti bermunculan, termasuk residensial vertikal dan perkantoran komersial.

Menurut CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono, tersambungnya jalur Jakarta Outer Ring Road (JORR) W1-W2 yang tersentralisasi di persimpangan Puri Indah, semakin mendongkrak minat investor dan pasar pada koridor ini.

"Kemudahan aksesibilitas menuju seluruh wilayah Jakarta melalui tol, dan kedekatannya dengan  Bandara Internasional Soekarno Hatta dan pelabuhan laut Tanjung Priok, memberi nilai lebih. Sehingga, membuka peluang koridor Lingkar Luar Barat berkembang pesat layaknya koridor TB Simatupang di Jakarta Selatan," tutur Hendra kepada Kompas.com, Sabtu (6/9/2014).

Meski tumbuh pesat, namun pasokan bangunan perkantoran masih sangat terbatas. Pasokan berasal dari The Bluegreen Integrated Boutique Office. Terletak bersebelahan dengan jalur JORR W1-W2, perkantoran sewa ini mulai beroperasi pada kuartal III tahun 2013 dengan luas bangunan 22.000 meter persegi.

Sedangkan gedung perkantoran lainnya, sebagian besar merupakan owner occupation (dibangun dan dihuni oleh perusahaan sendiri) dan tidak dibuka untuk penyewa umum.  Beberapa gedung komersial tersebut adalah Gedung Orang Tua, Trisula Center, dealer-dealer  seperti Honda Mugen dan Auto 2000 juga berada di sepanjang area Lingkar Luar Barat.

"Selain itu, kegiatan bisnis di koridor ini masih didominasi oleh format ruko yang sedang marak berkembang sejak beberapa tahun terakhir," imbuh Hendra.

Lima tahun lagi

Ada pun pasokan perkantoran baru yang akan hadir dalam satu hingga tiga tahun ke depan adalah Puri Indah Financial Tower seluas 41.759 meter persegi setinggi 25 lantai yang dikembangkan PT Antilope Madju Puri Indah. Gedung ini ditargetkan selesai pembangunan pada kuartal I 2015. Puri Indah Financial Tower merupakan perkantoran strata sepenuhnya dengan kisaran harga jual Rp 37,5 juta per meter persegi.

Di masa mendatang, prediksi Hendra, kawasan ini akan menjadi lebih menarik dengan hadirnya proyek terbaru PT Ciputra Property Tbk yakni Ciputra International seluas 7,5 hektar. Megaproyek ini direncanakan mencakup 10 gedung yang terdiri tas 3 gedung apartemen, 6 gedung kantor dan 1 gedung hotel bintang lima.

Pada tahap pertama, 2 gedung kantor dan 1 apartemen akan dibangun lebih dahulu. Kehadiran proyek ini diharapkan dapat lebih menaikkan prestise daerah Puri Indah untuk menjadi kawasan bisnis terpadu.

Selain PT Ciputra Property Tbk., terdapat PT Lippo Karawaci Tbk yang juga sedang mengembangkan superblok, berlokasi bersebelahan dengan persimpangan tol lingkar dalam dengan tol lingkar luar seluas 135 hektar.

Secara keseluruhan, kawasan ini direncanakan memiliki 11 tipe pengembangan. Tahap pertama mencakup 3 apartemen strata , pusat belanja dan hotel bintang lima yang dikelola JW Marriott dan terintegrasi dengan gedung perkantoran seluas kurang lebih 20.800 meter persegi. Perkantoran setinggi 11 lantai akan dibangun di atas hotel, dimulai dari lantai 8. Perkantoran ini merupakan strata sepenuhnya dengan harga aktual sekitar Rp 28 juta per meter persegi.

"Sedangkan untuk kawasan Pondok Indah Kapuk (PIK), Salim Group telah memulai konstruksi untuk pembangunan 2 menara perkantoran yang berlokasi di bundaran PIK. Perkantoran tersebut akan bersebrangan dengan rencana pengembangan Mall PIK," jelas Hendra.

Dengan masifnya pengembangan properti komersial perkantoran tersebut, tak dimungkiri bila koridor ini diproyeksikan bakal mengejar reputasi koridor TB Simatupang sebagai CBD kedua Jakarta.

Bahkan, Direktur PT Ciputra Property Tbk, Artadinata Djangkar, berani menjamin area Lingkar Luar Barat Jakarta mampu menjadi pusat pertumbuhan bisnis baru hanya dalam waktu lima tahun.

"Tidak butuh waktu cukup lama, karena proyek-proyek besar perkantoran di wilayah ini sudah memulai pembangunan sejak tiga tahun lalu. Hal ini dilakukan untuk mengakomodasi pasar perkantoran yang selama ini diserap ruko dan rukan atau rumah yang dijadikan kantor," tandas Artadinata.

Para pengusaha ini, tambah dia, akan beralih ke gedung perkantoran strata modern karena menawarkan layanan lebih profesional dengan tingkat pengembalian investasi tak kalah tinggi dibanding ruko.

"Lima tahun lagi bakal menyamai TB Simatupang. Perusahaan-perusahaan perbankan yang memiliki divisi macam akunting yang tidak perlu berkantor di gedung mentereng, juga dapat dipastikan pindah ke lokasi yang lebih murah," kata CEO Ciputra Group, Candra Ciputra.

Selain perkantoran strata, potensi besar juga menanti perkantoran sewa. Pasalnya, saat ini hanya ada satu gedung komersial sewa yaitu Graha Indochem. Kisaran harga sewa ruang kantor Rp 150.000 per meter per bulan di luar biaya perawatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau