Berikut ini perkembangan aktivitas investasi dan pembangunan properti di tiga kota tersebut:
Balikpapan
Sinarmas Land Group baru saja melansir Grand City Balikpapan di atas lahan seluas 220 hektar. Sebelumnya, mereka sudah mengembangkan Balikpapan Baru. Sementara Ciputra tengah mempersiapkan Citra City Balikpapan, menyusul kesuksesan Citra Bukit Indah. Sedangkan Lippo Group sedang mencari lahan untuk dikembangkan sebagai properti komersial berkonsep multifungsi.
Kehadiran mereka, akan menggenapi kiprah pengembang lainnya yang juga ikut menggarap kota minyak dengan tingkat pertumbuhan ekonomi mencapai 9,03 persen pada tahun lalu itu. Pengembang tersebut antara lain Wulandari Bangun Laksana, Supermall Karawaci, Wika Realty, Hutama Karya Realtindo, dan Mitra Gemilang Mahacipta. Sehingga, jumlah proyek properti di Balikpapan mencapai 13 proyek.
Makassar
Makassar punya megaproyek berkonsep multifungsi yang dikembangkan LPKR melalui PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk. Tak main-main, perusahaan pengembang yang berbasis di Karawaci, Tangerang, ini menginvestasikan dana sebesar Rp 3,5 triliun. Mereka akan mengembangkan superblok yang menghimpun sebanyak 12 jenis properti dalam satu area seluas 2,7 hektar.
Lokasi pengembangan proyek tersebut berada di jantung kawasan Panakukkang. Properti bertajuk The St Moritz Makassar Penthouse & Residences itu akan mencakup apartemen dua menara, salah satunya dalam bangunan 51 lantai setinggi 215 meter Bloomington Tower.
Kehadiran proyek tersebut menambah panjang daftar proyek properti lainnya yang tengah dikembangkan di ibukota Sulawesi Selatan ini. Sebanyak 31 proyek skala besar akan menghias cakrawala Makassar hingga tiga tahun ke depan.
Terbaru adalah St Moritz Manado, juga punya Lippo Karawaci. Mereka sedang mempersiapkan peluncuran proyek tersebut pertengahan tahun ini.
Chief Marketing Officer Lippo Homes, Jopy Rusli, mengutarakan, ekspansi Lippo Karawaci ke Manado, adalah sebagai bagian dari strategi korporat untuk memberikan keuntungan kepada stake holder, para pembeli dan pemegang saham.
"Harga lahan di Manado masih murah dan kami membangun dengan memberikan nilai tambah (added value)," tegas Jopy.
Dia melanjutkan, Manado sangat potensial sebagai kota berbasis perdagangan. Infrastruktur di kota ini sudah terbangun dengan cukup baik. Selain itu, Manado terbilang dekat dengan destinasi wisata yang dikenal luas secara internasional, yakni Taman Nasional Bunaken.
Selain LPKR, AKR Land juga ikut membangun Manado. Mereka menyiapkan lahan 180 hektar untuk proyek Grand Kawanua International City.
Managing Director AKR Land Development, Widijanto, mengatakan bahwa sejak awal pembangunan, GKIC disiapkan untuk mendukung bidang industri hospitality, termasuk kegiatan meeting, incentive, conference, and exhibition (MICE).
"Kami menawarkan perumahan berbagai tipe sesuai dengan permintaan pasar, seperti kluster New Royal Golf View, Bukit Kawanua Golf Resort, dan Casa de Viola, dilengkapi dengan pusat bisnis, yaitu kawasan komersial Grand Kawanua City Walk," ucap Widijanto, Jumat (21/3/2014).
Hingga tahun ini, proyek baru sampai pembangunan tahap III. Total lahan yang sudah tergarap di situ mencapai sekitar 50 ha. Total lahan AKR Land di ibu kota Sulawesi Utara ini seluas 300 ha. Jadi, masih ada 120 ha yang belum masuk perencanaan.