Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Para Raksasa Berebut Pasar Semen Instan Nasional

Terlebih banyak proyek infrastruktur perumahan, permukiman, dan juga sektor privat yang kian gencar meluncurkan produk-produk hunian baru.

Kebutuhan rumah yang belum terpenuhi (backlog) sebanyak 7,6 juta unit juga menjadi alasan utama produsen semen tetap yakin akan perkembangan pasar.

"Meskipun konsumsi semen secara Nasional turun 2 persen, namun di segmen lain seperti mortar justru tumbuh," kata General Manager Sika Indonesia Eddy Sutanto, di Bekasi, Senin (14/10/2019).

Itulah mengapa Sika Indonesia memperluas pasarnya dengan membangun pabrik khusus mortar di Cibitung, Bekasi, dengan kapasitas besar.

Tak tanggung-tanggung, mereka merencanakan dapat memproduksi 450.000 ton per tahun dari pabrik yang baru saja diresmikan operasionalnya oleh Duta Besar Swiss untuk Indonesia Kurt Kunz.

Ini artinya, dalam setahun, mereka bakal memenuhi 20 persen kebutuhan mortar Nasional yang mencapai 2,25 juta ton per tahun.

"Demand mortar terus tumbuh dari tahun ke tahun. Banyak skyscrapers atau pencakar langit yang sedang dibangun, juga apartemen, dan produk-produk rumah yang sangat membutuhkan mortar," terang Eddy.

Hal ini karena semen instan, menurut dia, lebih ramah lingkungan, efisien dalam hal waktu pengerjaan konstruksi, dan efisien juga dalam hal biaya karena tidak membutuhkan banyak tenaga konstruksi untuk mengaplikasikannya.

Langkah Sika Indonesia, diikuti raksasa lainnya yakni PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Melalui perusahaan hasil pengembangan bisnisnya, PT Mitra Kiara Indonesia (MKI), mereka memulai pembangunan pabrik mortar baru berkapasitas 375.000 ton per tahun di Narogong, Gunung Putri, Jawa Barat.

Pabrik mortar dibangun di atas lahan seluas dua hektar milik PT Solusi Bangun Indonesia yang telah diakuisisi Semen Indonesia sejak Januari tahun 2019.

Prosesi ground breaking pembangunan pabrik mortar dilakukan pada Rabu (29/8/2019) oleh Direktur Utama Semen Indonesia Hendi Prio Santoso, Direktur Utama Solusi Bangun Indonesia, Aulia Mulki Oemar, dan Direktur MKI, Mirza Whibowo Soenarto.

Bukan tanpa alasan MKI bermain di segmen mortar. Perusahaan ini difungsikan untuk menjalankan bisnis pada industri hilir semen, serta menangkap peluang-peluang yang dapat meningkatkan daya saing usaha dan menjadi sumber pendapatan baru.

"Pengembangan usaha Semen Indonesia untuk memproduksi mortar sudah menjadi rencana sejak lama karena telah mempertimbangkan besar potensinya, baik dari sisi produksi maupun dari sisi pasar," tutur Direktur Strategi Bisnis dan Pengembangan Usaha Semen Indonesia Fadjar Judisiawan dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com.

Semen Indonesia optimistis 375.000 ton mortar yang akan diproduksi tiap tahunnya dapat memenuhi kebutuhan 12 persen pangsa pasar mortar di Indonesia, khususnya wilayah Jawa dan Bali.

Sejatinya, langkah kedua perusahaan ini telah didahului oleh pemain besar dari semen instan lainnya yakni PT Cipta Mortar Utama.

Bahkan, mereka telah mengoperasikan pabrik kelimanya di Semarang, Jawa Tengah pada Juli 2019.

Khusus pabrik di Semarang, mengutip Kontan, perusahaan ini menargetkan kapasitas produksi sekitar 120.000 ton per tahun.

Kota Semarang dinilai memiliki infrastruktur yang memadai, pelabuhan untuk logistik, ramah investasi, hingga prospek pembangunan perkotaan yang bagus.

Pabrik di Semarang merupakan yang kelima, setelah empat lainnya di Cikande, Cibitung, Gresik, dan Medan.

Dengan adanya tambahan satu pabrik Semerang, kapasitas terpasang dari empat parik semen PT Cipta Mortar Utama di Tanah Air menjadi 1,12 juta ton per tahun.

https://properti.kompas.com/read/2019/10/15/103212421/para-raksasa-berebut-pasar-semen-instan-nasional

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke