Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Desain Menarik, Produk Lokal Layak Masuk Hotel Internasional

Perkembangan ini menjadi peluang bagi para pelaku industri kerajinan lokal, mebel, dan berbagai perabotan penghias ruangan untuk menawarkan produk yang mereka hasilkan.

“Industri mebel dan kerajinan terkait dengan pesatnya perkembangan hotel. Di kota-kota besar tumbuh hotel dan apartemen baru, ini peluang yang mesti ditangkap,” ujar Ketua Umum Indonesia Furniture Promotion Forum Erie Sasmito pada pameran bertajuk Hospitality 2018 di Hall B JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (24/10/2018).

Menurut dia, selain dimiliki oleh orang Indonesia sendiri, sebagian besar hotel itu merupakan bagian dari jaringan hotel asing.

Mereka mempunyai standar dan kualifikasi tertentu untuk menentukan produk mana yang layak mengisi interior dan eksterior ruangannya.

Standar itu pun dibuat oleh konsultan dan desainer profesional yang bekerja sama dengan manajemen hotel tersebut.

“Para produsen furnitur dan kerajinan lokal itu memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan industri perhotelan di Tanah Air, baik dari segi produk, desain, maupun keterampilan,” ujar Erie.

Dia pun memberi contoh kerajinan rotan yang dihasilkan di Indonesia. Selama ini banyak pula hasil rotan yang didatangkan dari luar negeri.

Seharusnya hal itu tidak perlu dilakukan karena pekerja lokal juga bisa membuatnya dengan hasil dan kualitas yang tidak kalah bagus.

“Kita ini punya rotan bagus, tapi desainnya banyak yang datang dari luar. Padahal, kita bisa kembangkan desain yang spesifik dengan membawa budaya lokal untuk branding ke negara lain, termasuk ke hotel-hotel yang punya jaringan internasional,” jelasnya.

Berhubungan dengan hal itu, Ketua Umum Himpunan Desainer Interior Indonesia Lea Aviliani Aziz mengatakan, poduk yang bisa digunakan oleh jaringan hotel asing di Indonesia dilihat dari kualitas bahan dan desainnya, daya tahan, dan jenis hotel tersebut.

“Jadi tidak tergantung hotelnya, tapi kualitas produknya prime dan durabliity minimal lima tahun, misalnya rotan. Jadi enggak kuno-kuno amat,” imbuh Lea.

Sebagai contoh di Bali, menurut dia, sebagian besar jaringan hotel di sana sudah menggunakan produk lokal sebanyak 60 sampai 70 persen. Kesempatan ini yang harus terus dikembangkan lagi.

Begitu pula di Indonesia timur, indahnya destinasi wisata di sana membuat pengelola hotel mulai dari bintang 3 sampai bintang 5 plus mulai merambah ke wilayah tersebut.

Maka dari itu, produk yang dihasilkan pun harus menyesuaikan dengan kelas hotel yang disasar.

“Jaringan itu punya hotel yang bintangnya beda. Misalnya di grup Accor, Sofitel yang paling tinggi kelasnya tidak bisa sama dengan Ibis Budget. Jadi desain produk itu tergantung hotelnya apa dan segmen masing-masing,” pungkasnya.

https://properti.kompas.com/read/2018/10/24/174725321/desain-menarik-produk-lokal-layak-masuk-hotel-internasional

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke