JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan rumah di Makassar, Sulawesi Selatan, sangat bergantung pada pembayaran secara inden atau pemesanan rumah sebelum rumah dibangun.
Ketua DPD Realestat Indonesia (REI) Sulawesi Selatan, Muhammad Arief Mone berharap, pemerintah segera melakukan relaksasi loan to value (LTV) melalui kebijakan dari Bank Indonesia (BI).
Relaksasi LTV inden tersebut diyakini akan mendorong atau menstimulasi pembangunan rumah di Sulawesi Selatan.
"Pengembang jarang bangun rumah ready stock apalagi dalam kondisi ekonomi yang seperti ini. Kalau relaksasi inden dilakukan, kecepatan pembangunannya bisa dua kali lipat," ujar Arief kepada Kompas.com, Minggu (19/6/2016).
Ia mengatakan, di Makassar sendiri perbandingan permintaan pasar antara inden dan rumah siap huni adalah 50:50.
Masalahnya, saat ini pengembang tidak berani menyediakan rumah siap huni dalam jumlah besar karena ekonomi global yang belum pulih sepenuhnya. Pengembang menjadi cenderung berhati-hati dalam membangun ruma siap huni.
"Kalau dibuka keran inden, rumah untuk end user yang tadinya harganya Rp 500 juta, bisa diturunkan sedikit. Karena kebutuhan modal konstruksi bisa berkurang," jelas Arief.
Selain itu, tambah dia, kelebihan rumah inden adalah konsumen bisa meminta perubahan terhadap desain rumah sesuai selera sebelum dibangun.
Menurut Arief, inden jadi membantu konsumen untuk memenuhi kebutuhan ruang yang berbeda-beda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.