Corporate Secretary PT Integrated Marketing Services (IMS) Group Muljadi Suhardi atau Kokon mengatakan, dalam memberikan layanan apartemen, pengelola bisa mematok harga atau iuran pengelolaan lingkungan (IPL) yang bervariasi.
"Tergantung besarnya unit dan kelasnya. Ada yang Rp 8.000 per meter persegi per bulan, itu untuk rusunami (rumah susun milik). Apartemen menengah Rp 10.000 sampai Rp 15.000 per meter persegi per bulan. Kalau yang mewah, bisa Rp 50.000 per meter persegi per bulan," ujar Kokon kepada Kompas.com, Kamis (5/3/2015).
Tidak hanya itu, kata Kokon, apartemen yang kelasnya lebih mewah lagi, IPL bisa mencapai di atas Rp 100.000 per meter persegi per bulan. Tentu fasilitas yang didapat juga lebih lengkap.
"Baru turun mobil, barang diangkatin. Mobil diparkirin sama valet. Fasilitas yang lebih lain misalnya airnya melalui penyulingan lagi," jelas Kokon.
Selain itu, fasilitas lainnya yang bisa didapat dari apartemen sangat mewah adalah tamannya bukan ditumbuhi tanaman biasa, melainkan tanaman mahal. Apartemen sangat mewah juga memiliki koridor yang terang.
"Karena ada apartemen yang menengah ke bawah, supaya irit, mereka kurangi lampu di koridor. Makanya lebih gelap," kata Kokon.
Fasilitas lainnya yang bisa ditemukan pada apartemen mewah, tambah dia, adalah penggunaan aksesori ruangan seperti lampu kristal pada lobi. Menurut Kokon, lampu kristal ini juga butuh perawatan khusus.
Dengan sedemikian mewahnya apartemen, bisa dikatakan sudah setara dengan hotel bintang lima. Jika pengelolanya profesional, penghuni bisa langsung mengetahui berapa besaran harga yang harus dibayarkan untuk fasilitas tersebut.
"Besarnya pendapatan operator atau pengelola tergantung jumlah unitnya. Tapi biasanya, dari beli (konsumen) sudah dikasih tahu rata-rata service charge berapa," tutur Kokon.
Selain itu, ia menambahkan, pengelola yang berpengalaman juga selalu transparan terhadap apa saja yang harus dibayarkan konsumen per bulan. Pembayarannya pun dilakukan melalui mobile banking.
"Nanti ketahuan setelah bayar, kita dapat struknya. Pemakaian listrik berapa, air berapa. Sama kayak penagihan kartu kredit saja," tandas Kokon.
Sebaliknya, jika pengelola tidak berpengalaman dan transparan, maka penghuni bisa dirugikan. Ketika tidak ada transparansi, penghuni tidak mengetahui apakah harga yang dibayarkan sesuai dengan pelayanan yang dia dapatkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.