Director Head of Research Savills PCI, Anton Sitorus, mengungkapkan hal tersebut saat pemaparan Jakarta Property Market Outlook, di Panin Tower, Jakarta, Rabu (11/2/2015).
"Wilayah Jakarta Selatan paling tinggi harga sewanya. Khususnya Simatupang," sebut Anton.
Bukan hal mengejutkan jika Jakarta Selatan tampil sebagai kawasan perkantoran dengan harga sewa tertinggi. Pasalnya, papar Anton, Jakarta Selatan bersama Jakarta Barat menyerap paling banyak permintaan perkantoran.
Jakarta Selatan menyerap 60 persen dari total pasokan eksisting 2,77 juta meter persegi selama 2014, sedangkan Jakarta Barat menyerap 38 persen. Selebihnya terdistribusi merata antara Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Pusat.
Selain itu, tingkat hunian pun masih stabil berada di atas 90 persen atau tepatnya 92,6 persen. Menyusul Jakarta Utara dan Jakarta Pusat sekitar 88 persen, dan Jakarta Barat 87,5 persen.
Sedangkan kawasan perkantoran non-CBD termahal kedua ada di Jakarta Pusat. Harga sewa kantor berada pada level Rp 100.595 per meter persegi per bulan. Menyusul Jakarta Barat, dengan harga sewa Rp 102.188, dan Jakarta Utara Rp 99.440 per meter persegi per bulan. Jakarta Timur memiliki perkantoran dengan harga sewa termurah yaitu Rp 87.500 per meter persegi per bulan.
Perkantoran CBD
Sementara itu, harga sewa untuk perkantoran di wilayah CBD Jakarta tidak mengalami peningkatan atau penurunan yang berarti pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang.
"Harga sewa di CBD kelihatan stagnan, walaupun ada kenaikan, tapi tidak seperti di tahun 2010-2011," jelas Anton.
Pada 2014, harga sewa perkantoran premium turun mendekati angka 36 dollar AS atau Rp 453.600 per meter persegi per bulan. Sementara, Grade A, B, dan C masih mengalami kenaikan. Pada Grade A, harga sewanya Rp 286.000 per meter persegi per bulan, Grade B Rp 215.000 per meter persegi per bulan, dan grade C Rp 147.000 per meter persegi per bulan.