Co-founder and Managing Director Lamudi Indonesia, Karan Khetan, mengatakan, ada tiga kota di luar kawasan Jadebotabek, Bandung, Surabaya, Medan, dan Makassar, yang tahun ini bakal menjadi area paling "hot" untuk investasi dan bisnis properti.
"Ketiga kota tersebut adalah Pekanbaru di Riau, Balikpapan di Kalimantan Timur, dan Manado di Sulawesi Utara. ketiga kota ini punya keunggulan spesifik yang tidak dimiliki kota-kota lainnya dan kami prediksi akan terus tumbuh dan menjadi pilihan investasi," tutur Karan kepada Kompas.com, Selasa (10/2/2015).
Pekanbaru, kata Karan, unggul karena kota ini merupakan rumah bagi beberapa perusahaan multinasional, terutama di sektor minyak-gas, dan perkebunan. Pertumbuhan ekonominya di atas 8 persen, memungkinkan daya konsumsi masyarakatnya bergerak dinamis.
"Karena itu kebutuhan properti, terutama hunian, dan komersial terus menunjukkan pertumbuhan di kota ini. Prediksi kami, tahun ini, pengembangan rumah akan meningkat, demikian pula geliat untuk perhotelan, dan pusat belanja. Ada banyak ekspatriat yang membutuhkan hunian," kata Karan.
Dalam catatan Kompas.com, banyak pengembang Nasional yang menggarap kota ini. Satu di antaranya Ciputra Group. Setelah membangun portofolio Citra Garden Pekanbaru, Citra Land Pekanbaru, dan Mal Ciputra Seraya Pekanbaru, mereka akan berekspansi mdengan mendirikan Ciputra Business Park.
Selain Ciputra, Pekanbaru juga dilirik Paramount Land. Bersama Basko Group, Paramount Land meneruskan pengembangan Green City seluas 2,4 hektar yang sempat tertunda pembangunannya selama hampir tiga tahun.
Secara umum, tak kurang dari enam pengembangan properti multifungsi (mixed use project) yang merangkum hotel, apartemen, pusat belanja, dan pusat konvensi yang ada di kota ini. Keenam proyek tersebut adalah Green City Pekanbaru, Sentra Komersial Arengka, Riau Town Square, Sadira Plaza dan Tangram Hotel, Pekanbaru Park, dan The Peak.
"Sementara Balikpapan, merupakan magnet paling kuat di Kalimantan. Kota ini punya kelebihan yakni infrastruktur yang menunjang bisnis di sektor pertambangan migas, batubara, dan juga jasa. Kalangan pendatang menstimulasi pertumbuhan konsumsi di Balikpapan. Sehingga banyak pembangunan mal baru di sini," imbuh Karan.
Saat ini, terdapat setidaknya empat pusat belanja yang tengah dikembangkan yakni Pentacity Mall, The Plaza Balikpapan, Borneo Bay Mall, dan Balikpapan Supermall. Satu di antaranya bahkan merupakan pusat belanja dengan genre gaya hidup dengan kelas tertinggi di Kalimantan.
Balikpapan, lanjut dia, adalah pendorong utama sektor properti di luar Jawa dan Sumatera. Tahun 2015 ini Karan memprediksi ada banyak investasi masuk, terutama yang berasal dari investor domestik.
"Terakhir Manado. Kota ini kaya akan destinasi wisata. Dengan demikian jenis properti yang bakal berkembang adalah yang menunjang industri pariwisata seperti hotel, vila, dan ruang-ruang pertemuan untuk kegiatan meeting, incentives, and exhibition (MICE)," kata Karan.
Beberapa raksasa properti sudah masuk ke kota ini. Sebut saja Sinarmas Land, Lippo Karawaci, Ciputra Group, dan menyusul nama-nama lainnya. Hal ini merupakan indikator kuat Manado jadi opsi investasi utama di Pulau Sulawesi.
"Harga lahan dan propertinya masih terhitung rendah ketimbang Makassar. Namun begitu, peluang pertumbuhannya lebih tinggi, karena Manado berangkat dari nol, sedangkan Makassar sudah lebih dulu eksis. Jadi pertumbuhan harga di Makassar menipis," pungkas Karan.