Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta, Jabar, Jatim, dan Bali Masih Favorit Investasi

Kompas.com - 11/02/2015, 12:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Empat wilayah masih merupakan favorit untuk investasi di sektor properti. Keempat wilayah tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Bali.

Menurut riset Leads Property Indonesia, keempat wilayah tersebut tak hanya menjadi sasaran investasi asing domestik (domestic direct investment atau DDI), melainkan juga investasi asing langsung (foreign direct investment atau FDI).

"Ada pun investor asing yang akan aktif mengembangkan proyek properti berasal dari Singapura, Hongkong, dan Jepang," ujar CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono, kepada Kompas.com, Selasa (10/2/2015).

Investasi properti FDI tahun ini diprediksi melonjak 11 persen lebih tinggi menjadi Rp 15,6 triliun ketimbang pencapaian tahun 2014 sebesar Rp 14,1 triliun. Rata-rata pertumbuhan per tahun atau compound annual growth rate (CAGR) sebesar 11 persen.

Sementara untuk DDI bakal meroket 166 persen dari realisasi 2014 senilai Rp 13,1 triliun menjadi Rp 33 triliun.

Hal ini diperkuat oleh data Pricewterhouse Cooper (PwC) tahun 2014 yang menyebut bahwa sebanyak 57 persen dari investor-investor besar Nasional akan meningkatkan investasi mereka dalam kurun waktu 12 bulan yang akan datang (tahun ini).

Co-founder and Managing Director Lamudi Indonesia, Karan Khetan, mengatakan, aktifitas pengembangan di wilayah DKI Jakarta masih didominasi oleh pengembangan apartemen, kondominium, dan properti komersial seperti perkantoran.

"Sementara di wilayah pinggiran atau sub-urban, aktif oleh pengembangan perumahan dan fasilitas komersial penunjang seperti pusat belanja. Seiring perubahan gaya hidup dan meningkatnya populasi, masyarakat pinggiran tak harus ke pusat kota Jakarta," ujar Karan.

Wilayah pinggiran DKI Jakarta macam Serpong, Bintaro, Tangerang, Bekasi, Depok, masih menjadi primadona masyarakat untuk tinggal dan beraktivitas. Demikian halnya dengan wilayah Bandung, Surabaya, Malang, dan Bali.

Dalam catatan JLL, Bali diminati untuk pengembangan hotel, vila, dan kondotel. Untuk hotel hingga 2018 mendatang akan masuk pasokan baru sebanyak 15.300 kamar. 17 persen atau 2.601 di antaranya merupakan hotel mewah.

Sedangkan kondotel mencatat pertumbuhan 62 persen hingga akhir 2016 mendatang. Pasokan baru yang masuk ke pasar dalam dua tahun tersebut sebanyak 3.308 unit. Dari total jumlah pasokan baru tersebut, sebesar 78 persen di antaranya merupakan kondotel kelas menengah dan 22 persen kelas atas.

Sementara pasokan eksisting sejumlah 4.908 unit, dengan proporsi kelas menengah sebanyak 81 persen, dan kelas atas 19 persen. Dengan demikian, total kumulatif kondotel yang menyesaki Bali hingga 2016 sejumlah 7.956 unit yang terbagi dalam 79 persen kelas menengah, dan 21 persen kelas atas.

Bagaimana dengan daerah di luar Pulau Jawa? Menurut prediksi Leads, akan ikut bertumbuh secara signifikan karena pemerintah fokus pada hilirisasi produk mineral dan agro. Bakal direalisasikannya pembangunan 15 kawasan industri, 13 di antaranya berada di luar Pulau Jawa, akan semakin mendongkrak pertumbuhan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau