"Cari rumah murah jaman sekarang makin susah. Mau rumah murah, tapi lokasinya jauh (dari pusat kota)," keluh Wanti, seorang tenaga pengajar asal Bekasi kepada Kompas.com, Sabtu (6/9/2014).
Wanti merupakan salah satu pengunjung pameran Rumah Rakyat Expo yang digelar Kementerian Perumahan Rakyat mulai 3-7 September 2014 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat.
Dia bersama suami dan satu anak perempuannya, berangkat dari Bekasi sejak pukul 8.30. Ketiganya menuju JCC dengan mengendarai motor.
Wanti bercerita, niatnya mencari rumah bersubsidi, sudah dipendam lama. Selama bertahun-tahun ia tinggal di sebuah rumah petak di Bekasi. "Halaman juga nggak ada, naruh motor di ruang tamu," kata Wanti.
Ibu tiga anak ini juga menuturkan sempat bersyukur, karena dua anaknya sudah hidup terpisah bersama suami mereka. Sehingga, kini ia hanya perlu tinggal di rumah petaknya bersama suami dan satu anak perempuannya yang berumur 8 tahun.
Namun, karena rumahnya berdempetan dengan tetangganya, sehingga gelap dan panas. Seringkali, ia harus terus menerus menyalakan lampu dan kipas angin. "Kalau mati lampu, gelap total, kipas angin mati. Anak saya yang tadinya tidur pules juga kebangun," keluh Wanti.
Dia menambahkan, ingin mencari rumah di kota yang sama. Setelah beberapa saat mengelilingi pameran, Wanti menemukan rumah yang sesuai kondisi keuangannya yang terbatas dan lokasinya masih di wilayah Bekasi.
Sayangnya, sang suami tidak serta merta setuju. "Soalnya, kata suami saya, rumahnya deket rel kereta api. Takut kalau ada saudara yang bawa anak, terus main nyebrang aja ke sana. Suami saya mikir ke sana," ujar Wanti sambil tertawa.
Ia dan suami pun melanjutkan melihat-lihat stand pengembang yang menawarkan rumah-rumah di berbagai lokasi. Kemudian, ia tertarik saat menemukan pengembang yang menawarkan rumah di Leuwiliang, Bogor. "Harganya masuk akal, sudah gitu, lokasinya juga di Bogor. Bogor kan adem," sebut dia.
Meski begitu, ia belum memutuskan akan mengambil rumah tersebut. Karena, mau tidak mau, ia harus pindah jauh dari rumah lamanya. Itu berarti akan ada biaya dan waktu yang dihabiskan untuk relokasi ke Bogor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.