Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Rusun Bisa Menghemat 436 Persen Lahan

Kompas.com - 03/09/2014, 07:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Perumahan Rakyat, Sri Hartoyo, mengatakan bahwa dalam dua tahun ke depan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, kebutuhan perumahan di Indonesia mencapai 31 juta unit. Untuk itu, pembangunan rumah susun lebih diperlukan untuk menghemat lahan.

"Dari situ, 18,5 juta unit ada di perkotaan, sedangkan 12,5 juta ada di pedesan. Karena kecenderungannya nanti itu jumlah penduduk perkotaan akan bertambah, pedesaan berkurang sampai pada titik tertentu," ujar Sri pada diskusi 'Rumah Susun Milik (Rusunami), Solusi Penyediaan Perumahan bagi MBR di Wilayah Perkotaan, di Jakarta, Selasa (2/9/2014).

Dia menambahkan, khusus daerah perkotaan, jika dipenuhi dengan rumah tapak akan membutuhkan 1,7 miliar meter persegi atau setara 170.000 hektar tanah. Sementara itu, jika menggunakan rusun dengan berbagai analisis bangunan 3 lantai, 6 lantai, 8 lantai, 12 lantai, dan 24 lantai, dengan 1 unitnya memiliki luas 36 meter persegi, berarti membutuhkan tanah seluas 39.000 hektar, atau 0,39 miliar meter persegi.

"Dalam hal ini, kita bisa mencapai efisiensi 436 persen," kata Sri.

Seperti diketahui, Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz telah menegaskan bahwa tahun depan Kementerian Perumahan Rakyat tetap akan menyalurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Hanya, FLPP tidak lagi akan diberikan untuk pembelian rumah tapak, namun hanya akan untuk pembelian satuan rumah susun (rusun).

Menurut Menpera, langkah tersebut perlu dilakukan lantaran lahan di Indonesia sudah semakin terbatas. Masyarakat Indonesia perlu didorong untuk tinggal dan terbiasa hidup dalam rusun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com