Ini adalah
kota yang relatif baru dalam lanskap Negara Tirai Bambu serta mengalami evolusi begitu pesat dari wilayah pertanian ke pusat industri. Shenzhen merupakan sebuah kota di provinsi Guangdong yang berbatasan dengan Hong Kong. Rancangan kotanya, layak diapresiasi.Berjalan di sepanjang tepi sungai Futian yang membelah kota adalah pengalaman yang menyegarkan. Udara murni nan segar, terionisasi dengan baik akibat kehadiran air terjun. Pohon dengan tinggi bervariasi harmoni berpadu dengan pencakar langit.
Pejalan kaki menyusuri sepanjang trotoar di tepi sungai, menatap ke dalam air jernih dengan suguhan ikan kecil di antara kerikil-kerikil sungai. Sesekali nelayan bersembunyi di sebuah sudut, menarik hasil tangkapan ikan air tawar seperti ikan mas.
Di hari kerja, kita dapat melihat orang tua bermain dengan anak-anak mereka, orang-orang muda bersepeda, dan sebagian lainnya menuntun anjing. Adakah kota lain dengan perencanaan sebaik Shenzhen?
Sulit membayangkan bahwa aktifitas tersebut terjadi di jantung sebuah metropolitan yang sangat maju, terutama ketika begitu banyak kota-kota besar di China menderita kerusakan akibat polusi habitat.
Selama 30 tahun kota ini tumbuh tanpa rencana, dengan jumlah populasi salah satu terpadat di dunia yakni 14 juta orang. Mereka hidup dalam ruang seluas 1.952 kilometer persegi. Hingga terjadi sebuah "kiamat", semua sumber air terkontaminasi.
Untungnya, pemerintah setempat menyadari bahaya itu. Mereka kemudian melakukan beberapa langkah strategis merevitalisasi sungai Futian. Memang butuh waktu cukup lama, sekitar 3 tahun dari 2008 sampai 2011.
Berikut langkah strategis yang mereka tempuh:
Tahap satu: Pekerjaan dimulai sepanjang 3,1 kilometer dari arteri utama sungai untuk memperkuat kemampuan pengendalian banjir. Kanal banjir mereka ciptakan untuk menampung debit air hujan yang melimpah. Gorong-gorong dan terowongan juga dibangun untuk mengalihkan air banjir.
Tahap dua: Untuk meningkatkan efisiensi dalam pengumpulan air limbah, mereka membangun pintu air sepanjang 6,78 kilometer dan waduk reservoir yang berkapasitas 20.000 meter kubik. Dengan sistem ini curah hujan, serta 135.000 meter kubik limbah per hari di musim kemarau dikumpulkan, kemudian dialihkan ke pabrik pengolahan untuk didaur ulang.
Tahap tiga: Pipa dipasang untuk memfasilitasi pembuangan 40.000 meter kubik hasil daur ulang, dan membersihkan air ke dalam sistem sungai. Penyaringan tambahan terjadi melalui lahan basah yang diciptakan sepanjang sungai. Kemurnian air yang dihasilkan mencapai kategori II.
Tahap keempat: Lingkungan sungai ditingkatkan melalui penanaman pohon dan lansekap. Kanal banjir diubah menjadi tiga danau yang mengambil lahan di antara dua taman besar sekaligus menciptakantaman baru seluas 62.000 meter persegi.
Tahap lima: Sungai, taman dan perumahan daerah diintegrasikan secara organik oleh lorong-lorong bebas hambatan, termasuk 6,8 km jalur hijau di sepanjang bantaran sungai. Jalur pedestrian terhubung denga jalur taman sepanjang 18 kilometer. Delapan jembatan yang dibangun di seberang sungai dan 11 tempat-tempat indah yang diciptakan, membuatnya menjadi hijau, lingkungan ramah pengunjung telah menjadinya magnet bagi warga setempat.
Dan Shenzhen pun berubah menjadi metropolitan yang manusiawi sekaligus ramah lingkungan.