Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Dorong Penerapan Teknologi Beton Pra-cetak untuk Rusun

Kompas.com - 29/06/2020, 14:04 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengembangkan teknologi pra-cetak dan mendorong pemanfaatannya, khususnya dalam pembangunan rumah susun (rusun).

Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid mengatakan, teknologi pra-cetak diharapkan memudahkan dan mempersingkat waktu pembangunan hunian vertikal.

Menurutnya, proses pembangunan hunian vertikal dengan menerapkan teknologi pracetak lebih cepat ketimbang menggunakan metode konvensional.

"Penggunaan beton pra-cetak akan mempercepat pembangunan rumah susun di Indonesia," ucap Khalawi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (29/6/2020).

Baca juga: Beton Pracetak untuk Pusat Karantina Pulau Galang Mulai Dikirim

Teknologi ini, sebut Khalawi, sudah lulus uji coba dari Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian PUPR.

Dia juga mengklaim teknologi tersebut memiliki keunggulan mutu, kecepatan, lebih kedap suara, serta kedap terhadap panas.

Dengan demikian, diharapkan kontraktor dapat memanfaatkan teknologi tersebut namun tetap memperhatikan kualitas hasil pembangunan.

Salah satu pemanfaatan teknologi pra-cetak modular dilakukan di Rumah Susun Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) di Jatinangor, Bandung.

Baca juga: Amankan Garis Pantai, Kementerian PUPR Kembangkan Blok Beton 3B

Bukan itu saja, Pemerintah ke depan juga akan mengarahkan pengembangan hunian vertikal agar memanfaatkan teknologi beton pracetak dalam konstruksinya.

"Ditjen Perumahan mempunyai Program Sejuta Rumah di kota-kota besar di Indonesia yang berbentuk menara rusun. Jadi dengan teknologi pra-cetak ini kami bisa mempercepat proses pembangunannya," ucap Khalawi.

Meski demikian, Khalawi menyampaikan, penerapan teknologi beton pra-cetak dalam konstruksi hunian vertikal masih dianalisis dan dalam tahap pembahasan. Ini karena lokasi pembangunan rusunawa tersebar di seluruh Indonesia. 

"Hal ini untuk menjaga kualitas dan kecepatan dalam pelaksanaan salah satunya menggunakan beton pra-cetak," ucap dia. 

Ketika disinggung apakah penerapan beton pra-cetak ini meniru pembangunan gedung tinggi China, Khalawi mengatakan tidak benar. 

Menurutnya setiap negara memiliki kebijakan yang berbeda dan disesuaikan dengan budaya, kondisi, serta anggaran. 

"Kementerian PUPR juga selalu melakukan penelitian dan pengembangan terus di bidang perumahan. Perkembangan di negara lain menjadi referensi dan yang baik dan sesuai tidak ada salahnya kita masukkan," tutur Khalawi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau