Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amankan Garis Pantai, Kementerian PUPR Kembangkan Blok Beton 3B

Kompas.com - 26/01/2020, 22:00 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) menciptakan teknologi Blok Beton Berkait, Berongga dan Bertangga (3B).

Blok Beton 3B diklaim sebagai solusi mencegah longsor dan pergeseran garis pantai akibat erosi gelombang air laut.

Blok tersebut dirancang dengan sistem modular interlocking pabrikasi. Dengan demikian dapat mempermudah dan mempersingkat waktu pengerjaan di lapangan karena hanya berupa instalasi.

Pengembangan ini dilatarbelakangi kondisi garis pantai Indonesia yang rentan terkena abrasi. Seperti diketahui, negeri ini memiliki garis pantai sepanjang 99.093 kilometer.

Salah satu cara untuk mengatasi abrasi adalah dengan menanam mangrove. Akan tetapi usaha itu pun dinilai kurang, hingga akhirnya pemasangan infrastruktur pelindung pantai menjadi pilihan lain. 

Dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (26/1/2020), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menuturkan, pembangunan infrastruktur di Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan pembangunan konstruksi dengan cara biasa.

Indonesia membutuhkan penerapan teknologi agar percepatan pembangunan bisa dicapai.

Baca juga: Terobosan Terbaru dalam Teknologi Konstruksi

Menurut Basuki, riset dan teknologi menjadi salah satu aspek dari lima pilar terobosan Kementerian PUPR dalam percepatan pembangunan infrastruktur di tanah air.

Blok Beton 3B yang dikembangkan oleh Pusat Litbang Sumber Daya Air Kementerian PUPRDok. Kementerian PUPR Blok Beton 3B yang dikembangkan oleh Pusat Litbang Sumber Daya Air Kementerian PUPR
Penerapan Blok Beton 3B

Teknologi ini dapat diterapkan di pantai berpasir dengan maksimal ketinggian gelombang moderat 1,5 meter.

Adapun bahan pembentuknya adalah beton K-222 dengan koefisien stabilitas lapis lindung sebesar 34,63, dan disebut mampu menahan gelombang setinggi 2 meter.

Basuki mengatakan, keuntungan lain dari blok beton ini yaitu efektif dalam pengamanan pantai, rayapan gelombang rendah, sistem interlocking yang kuat, serta bahan konstruksi mudah didapat.

Blok Beton 3B yang dikembangkan oleh Pusat Litbang Sumber Daya Air Kementerian PUPRDok. Kementerian PUPR Blok Beton 3B yang dikembangkan oleh Pusat Litbang Sumber Daya Air Kementerian PUPR
Adapun penerapan teknologi blok beton ini adalah dengan menggali tanh untuk menetukan elevasi dan kedalaman galian yang akan dicapai.

Proses selanjutnya adalah pemasangan mini pile pabrikasi dengan tinggi maksimal 3 meter lalu dilanjutkan dengan pemasangan batu kaki.

Proses selanjutnya yakni pemasangan pile cap dan Blok Beton 3B.

Hingga saat ini, Blok Beton 3B telah diterapkan di Pantai Happy Buleleng, Bali. Erosi di pantai ini mengancam rumah penduduk dan Pura Segara sehingga pengaman pantai Blok Beton 3B dinilai perlu diterapkan.

Selain berfungsi untuk mengamankan pantai, teknologi ini juga berfungsi sebagai jalan akses ke laut yang mendukung kegiatan religius penduduk setempat seperti Upacara Melasti

Tak hanya di Bali, teknologi tersebut juga telah diterapkan di Pantai Daruba, Morotai Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com