Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peradaban Baru Itu Nyata, CEO hingga Anak Sekolah Naik MRT Jakarta

Kompas.com - 18/11/2019, 14:41 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — "MRT Jakarta sudah bagus, saya merasa aman dan nyaman. Pelayanannya pun bagus, tepat waktu".

Ini adalah testimoni Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danis Hidayat Sumadilaga kepada Kompas.com, Minggu (17/11/2019).

Tak hanya Danis, para pejabat dari unsur pemerintahan lain pun mengungkapkan hal sama bahwa MRT Jakarta sudah menjalankan fungsi dan perannya dengan baik sebagai moda transportasi publik yang aman, nyaman, bersih, dan tepat waktu.

Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih Stasiun MRT Lebak Bulus sebagai tempat pertemuan kali pertama dengan Prabowo setelah kontestasi Pilpres 2019.

Baca juga: Jadi World Class Operator Setara Jepang, Ini Strategi MRT Jakarta

Kedua tokoh ini bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7/2019). Setelah itu, mereka bersama-sama menaiki MRT ke Stasiun Senayan.

Pakar psikologi politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, menilai genius pihak yang memilih lokasi tersebut.

"Strategi pengambilan tempat ini menurut saya genius. Ini surprise-lah. Orang tidak menyangka momen seperti itu di atas MRT," kata Hamdi.

Digunakannya Stasiun MRT Lebak Bulus sebagai tempat pertemuan kedua tokoh juga dapat dianggap sebagai kampanye positif kepada masyarakat untuk menggunakan transportasi publik.

Peradaban baru

Tak dapat dimungkiri, kehadiran MRT Jakarta menjadi magnet tersendiri bagi perkembangan kota metropolitan sebesar Jakarta.

Sejak beroperasi pada 24 Maret 2019, moda raya terpadu ini telah menjadi primadona masyarakat. Jumlah penumpang terus menunjukkan peningkatan.

Ardian J Fatkoer, bersama teman-temannya menumpang MRT Jakarta.Ardian J Fatkoer Ardian J Fatkoer, bersama teman-temannya menumpang MRT Jakarta.
Catatan Oktober 2019, masyarakat yang menggunakan MRT Jakarta untuk mobilitas sehari-hari mencapai 90.000 orang per hari.

Angka ini melampaui target yang ditetapkan sebelumnya, yakni 65.000 orang per hari.

 

Tentu saja, PT MRT Jakarta sebagai operator dan pembangun merasa bangga dengan pencapaian ini.

Apalagi secara filosofis perusahaan ini harus dapat membawa manfaat untuk masyarakat dan meningkatkan perekonomian serta bisnis di Jakarta.

Lebih dari itu, PT MRT Jakarta harus menjadi agen perubahan (agent of change) yang dapat mengubah perilaku masyarakat dalam berkendara menjadi beralih ke transportasi publik, meningkatkan mobilitas, dan terpenting adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

"Kami tidak ingin hanya dikatakan sebagai operator, tetapi juga agen perubahan. Kami mengubah perilaku, dan kebiasaan orang untuk naik kendaraan umum, menerapkan budaya antre, respect to disable and needy, menjaga kebersihan, dan lain-lain. Karena MRT ini untuk semua," papar Direktur Operasional dan Perawatan PT MRT Jakarta Muhammad Effendi saat kelas MRT Fellowship Program, Jumat (15/11/2019).

Baca juga: 25 November, MRT Jakarta Terbitkan Kartu Multi Trip

Tak berlebihan jika Efendi menyebut MRT Jakarta telah membawa perubahan dan peradaban baru.

Sejauh pengamatan Kompas.com, masyarakat dengan sukarela mengantre menunggu giliran tap in dan tap out, mendahulukan kalangan difabel, lansia, dan ibu hamil, tidak membuang sampah sembarangan, serta tidak berisik.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau