Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fahri Hamzah Kritik Pemerintah Soal Risha di Lombok

Kompas.com - 10/09/2018, 16:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak kurang dari 167.961 unit rumah rusak akibat gempa bumi yang mengguncang wilayah Lombok dan sekitarnya, beberapa waktu lalu.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah melakukan verifikasi sementara terhadap 107.509 unit rumah yang rusak.

Hasilnya, 32.970 unit terindikasi rusak berat, 19.967 unit rusak sedang, dan 54.572 unit rusak ringan.

Baca juga: Terus Bertambah, Kerugian Akibat Gempa Lombok Tembus Rp 10,15 T

Pemerintah pun berencana merehabilitasi rumah yang rusak dengan teknologi rumah instan sederhana sehat (Risha). Namun, upaya tersebut justru dikritik Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.

"Soal Risha, ada kesan di lapangan bahwa uang masyarakat ditahan di rekening karena ada supplier (pemasok) Risha," kata Fahri saat memimpin rapat konsultasi tindak lanjut penanganan gempa bumi NTB di Kompleks Parlemen, Senin (10/9/2018).

Menurut Fahri, masyarakat berkeinginan untuk membangun rumah sendiri secara bersama-sama dengan menggunakan puing-puing yang ada.

Baca juga: Merekonstruksi Rumah Rusak di Lombok dengan Risha

Namun, ia mengaku, tak sedikit masyarakat yang belum memahami bagaimana mengaplikasikan teknologi Risha yang diklaim tahan gempa di daerah rawan gempa seperti NTB.

"Rumah yang rusak kebanyakan rumah yang dibangun dengan beton. Komposisi kapur lebih banyak dari pada semennya," ungkap Fahri.

Untuk diketahui, pemerintah berencana menyalurkan anggaran sebesar Rp 50 juta per kepala keluarga yang rumahnya mengalami rusak berat.

Sementara, rumah dengan kerusakan sedang akan mendapat bantuan sebesar Rp 25 juta dan Rp 10 juta untuk rumah rusak ringan.

Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan telah bekerja sama dengan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) untuk membuat 8.000 material konstruksi di lima kecamatan, yaitu Pemenang, Tanjung, Kayangan, Bayan dan Gangga.

Baca juga: Rekompak, Cara Pemerintah Bangun Rumah Terdampak Gempa Lombok

Basuki memastikan Risha yang akan dibangun pemerintah dilaksanakan secara bergotong royong dengan melibatkan masyarakat.

Pemerintah pusat mengerahkan tim untuk mendampingi masyarakat dalam membuat kolom-kolom bangunan yang diperlukan.

"Jadi Risha itu hanya strukturnya, dindingnya bisa dari kayu, bisa dari batu-bata yang ditentukan sendiri oleh masyarakat. Metodenya rekompak, jadi dia swakelola dikerjakan sendiri oleh masyarakat," jelas Basuki.

"Dengan swakelol ini, masyarakat tidak hanya menonton tapi gotong royong mengerjakan rumahnya sendiri, sehingga akan lebih cepat dari pada dikerjakan kontraktor. Tidak ada kontraktor untuk pembangunan rumah," tegas Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gelar Gathering, Springhill Palembang Residences Perkenalkan Hunian Bergaya Jepang

Gelar Gathering, Springhill Palembang Residences Perkenalkan Hunian Bergaya Jepang

Hunian
Gelar Customer Gathering, Botanica Springhill Residences Perkenalkan Rumah Contoh

Gelar Customer Gathering, Botanica Springhill Residences Perkenalkan Rumah Contoh

Hunian
Lampaui Target, 'Marketing Sales' Jababeka Capai Rp 3,19 triliun

Lampaui Target, "Marketing Sales" Jababeka Capai Rp 3,19 triliun

Berita
Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Berita
Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Berita
Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Berita
Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Berita
Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Ritel
Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Berita
Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Berita
Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Fasilitas
Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Tips
Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Berita
Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Perumahan
Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau