Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empati Para Insinyur Muda untuk Korban Gempa Lombok

Kompas.com - 31/08/2018, 12:30 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gempa bumi yang mengguncang wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) beberapa waktu lalu, mengundang empati dari masyarakat dan negara sahabat.

Tak sedikit bantuan yang diulurkan agar masyarakat Lombok dan sekitarnya cepat pulih dan bangkit dari keterpurukkan.

Adalah Hasyim, salah seorang insinyur muda yang ikut terjun dalam penanganan pascabencana. Bersama 197 insinyur muda dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PURP), ia bertolak ke Lombok, Jumat (31/8/2018).

Baca juga: Lepas Insinyur Muda ke Lombok, Basuki: Jangan Minta Dilayani

Tak muluk-muluk motivasinya. Duka yang dirasakan masyarakat Lombok-lah yang menggerakkan hatinya untuk berangkat ke sana.

"Kalau lihat situasi sekarang jadi terpanggil. Saudara-saudara kita di sana, seperti apa, dan ada kesempatan kayak gini saya rasa ini kesempatan emas," kata pria berusia 24 tahun tersebut.

Hasyim (24)Kompas.com / Dani Prabowo Hasyim (24)
Lulusan Universitas Negeri Surabaya yang kini bertugas di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR itu bergabung dengan 202 orang insinyur muda lain yang sudah terbang lebih dulu ke Lombok, pada Kamis (30/8/2018) kemarin.

Sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2018, mereka bertugas membangun rumah warga yang rusak, terutama rusak berat dengan menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha).

Tak jauh beda dengan Hasyim, Andre Arifin Putra (29) memiliki motivasi serupa untuk membantu masyarakat yang mengalami musibah di sana.

"Motivasinya adalah untuk membangun kembali infrastruktur di Lombok, khususnya membangun rumah warga yang hancur," ungkap alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut.

Andre Arifin Putra (29)Kompas.com / Dani Prabowo Andre Arifin Putra (29)
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, para insinyur muda yang dikirim saat ini sebagian besar lulusan teknik sipil yang baru diterima Kementerian PUPR sebagai CPNS pada 2017.

Ia menilai, penerjunan mereka ke lokasi bencana adalah pengalaman berharga yang belum tentu akan mereka dapatkan kembali pada masa mendatang.

Pasalnya, dengan terjun ke lokasi bencana, daya tahan mereka dalam menghadapi situasi kritis akan diuji secara nyata.

"Pengalaman saya ditugaskan di tempat bencana itu untuk membentuk karakter orang. Kalau di outbond biasa itu main-main. Tapi dengan menangani bencana, karakter orang akan keluar betul. Sama saja dengan naik gunung," kata Basuki.

Untuk sementara, hanya 400 insinyur muda yang diterjunkan ke Lombok. Nantinya, mereka akan dibekali kemampuan singkat untuk membangun Risha.

Mereka ditugaskan mendampingi masyarakat selama proses pembangunan, hingga masyarakat paham cara membangun Risha sendiri.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau