Tak sedikit bantuan yang diulurkan agar masyarakat Lombok dan sekitarnya cepat pulih dan bangkit dari keterpurukkan.
Adalah Hasyim, salah seorang insinyur muda yang ikut terjun dalam penanganan pascabencana. Bersama 197 insinyur muda dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PURP), ia bertolak ke Lombok, Jumat (31/8/2018).
Tak muluk-muluk motivasinya. Duka yang dirasakan masyarakat Lombok-lah yang menggerakkan hatinya untuk berangkat ke sana.
"Kalau lihat situasi sekarang jadi terpanggil. Saudara-saudara kita di sana, seperti apa, dan ada kesempatan kayak gini saya rasa ini kesempatan emas," kata pria berusia 24 tahun tersebut.
Sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2018, mereka bertugas membangun rumah warga yang rusak, terutama rusak berat dengan menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha).
Tak jauh beda dengan Hasyim, Andre Arifin Putra (29) memiliki motivasi serupa untuk membantu masyarakat yang mengalami musibah di sana.
"Motivasinya adalah untuk membangun kembali infrastruktur di Lombok, khususnya membangun rumah warga yang hancur," ungkap alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut.
Ia menilai, penerjunan mereka ke lokasi bencana adalah pengalaman berharga yang belum tentu akan mereka dapatkan kembali pada masa mendatang.
Pasalnya, dengan terjun ke lokasi bencana, daya tahan mereka dalam menghadapi situasi kritis akan diuji secara nyata.
"Pengalaman saya ditugaskan di tempat bencana itu untuk membentuk karakter orang. Kalau di outbond biasa itu main-main. Tapi dengan menangani bencana, karakter orang akan keluar betul. Sama saja dengan naik gunung," kata Basuki.
Untuk sementara, hanya 400 insinyur muda yang diterjunkan ke Lombok. Nantinya, mereka akan dibekali kemampuan singkat untuk membangun Risha.
Mereka ditugaskan mendampingi masyarakat selama proses pembangunan, hingga masyarakat paham cara membangun Risha sendiri.
Proses rehabilitasi rumah rusak rencananya dimulai pada 1 September 2018 dan ditargetkan rampung dalam enam bulan.
Dari jumlah yang telah terverifikasi, 16.231 unit di antaranya rusak berat, sisanya rusak ringan dan sedang.
Adapun sebaran 83.392 unit rumah rusak terdapat di Kabupaten Lombok Utara 23.098 unit (terverifikasi 12.493 unit), Lombok Barat 37.285 unit (terverifikasi 11.787 unit), dan Lombok Timur 7.280 unit (terverifikasi 3.121 unit).
Kemudian, Lombok Tengah 4.629 unit (terverifikasi 3.246 unit), Kota Mataram 2.060 unit (terverifikasi 1.482 unit) dan Sumbawa 9.040 unit (belum terverifikasi).
https://properti.kompas.com/read/2018/08/31/123034321/empati-para-insinyur-muda-untuk-korban-gempa-lombok