Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lepas Insinyur Muda ke Lombok, Basuki: Jangan Minta Dilayani

Kompas.com - 31/08/2018, 10:55 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kembali mengirim 198 insinyur muda ke Lombok, Nusa Tenggara Barat untuk melaksanakan proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa, Jumat (31/8/2018).

Para insinyur diterbangkan menggunakan pesawat herkules milik TNI Angkatan Udara dalam dua kloter dari Base Ops Bandara Halim Perdanakusuma.

Kloter pertama diberangkatkan pukul 08.00 WIB sebanyak 100 orang. Sisanya diterbangkan melalui kloter kedua pada pukul 09.00 WIB.

Baca juga: Bangun Rumah Tahan Gempa di Lombok, Pemerintah Terjunkan 400 Insinyur

"Saudara sekalian akan berada di NTB untuk mendampingi masyarakat terdampak bencana gempa bumi, jadi ini bukan wisata gempa bumi. Anda bekerja mendampingi mereka," kata Basuki.

Pengiriman insinyur muda ini sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2018 tentang percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana gempa bumi.

Basuki mengingatkan para insinyur muda untuk bekerja sama dengan aparat TNI/Polri serta elemen masyarakat lain demi membantu proses pemulihan.

"Harus ada self surveilance masing-masing, jangan njagake uwong (mengandalkan orang lain), jangan minta dilayani (tapi) anda yang melayani masyarakat," kata Basuki.

Para insinyur muda Kementerian PUPR yang akan dikirim ke Lombok, NTB untuk membantu penanganan pasca bencana.Kompas.com / Dani Prabowo Para insinyur muda Kementerian PUPR yang akan dikirim ke Lombok, NTB untuk membantu penanganan pasca bencana.
Sebelumnya, Kementerian PUPR telah mengirimkan 202 insinyur muda ke NTB. 178 orang diantaranya diterbangkan dengan pesawat hercules TNI AU dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, Kamis (30/8/2018).

Sementara, 24 sisanya diterbangkan dengan menggunakan pesawat komersial. Secara keseluruhan sudah ada 400 orang insinyur muda yang diterbangkan ke Lombok.

Nantinya, para insinyur tersebut tak hanya bertugas membangun kembali rumah yang rusak, tetapi juga fasilitas dan sarana umum lain seperti perkantoran, rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis, jumlah rumah rusak mencapai 83.392 unit, dimana 32.129 unit diantaranya telah terverifikasi.

Dari jumlah yang telah terverifikasi, 16.231 unit di antaranya rusak berat, sisanya rusak ringan dan sedang.

Warga memeriksa rumah mereka yang roboh di desa Sembalun, pulau Lombok pada 20 Agustus 2018 setelah serangkaian gempa bumi dicatat oleh seismolog sepanjang 19 Agustus. Menurut laporan pihak berwenang pada Senin (20/8/2018), setidaknya 10 orang tewas setelah serangkaian gempa kuat mengguncang pulau Lombok. Ini merupakan gempa baru yang berbeda dari gempa berkekuatan M 7,0 pada Minggu (5/8/2018) yang telah menewaskan ratusan nyawa dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal. Warga memeriksa rumah mereka yang roboh di desa Sembalun, pulau Lombok pada 20 Agustus 2018 setelah serangkaian gempa bumi dicatat oleh seismolog sepanjang 19 Agustus. Menurut laporan pihak berwenang pada Senin (20/8/2018), setidaknya 10 orang tewas setelah serangkaian gempa kuat mengguncang pulau Lombok. Ini merupakan gempa baru yang berbeda dari gempa berkekuatan M 7,0 pada Minggu (5/8/2018) yang telah menewaskan ratusan nyawa dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
Sebaran 83.392 unit rumah rusak terdapat di Kabupaten Lombok Utara 23.098 unit (terverifikasi 12.493 unit), Lombok Barat 37.285 unit (11.787 unit), Lombok Timur 7.280 unit (3.121 unit), Lombok Tengah 4.629 unit (3.246 unit), Kota Mataram 2.060 unit (1.482 unit) dan Sumbawa 9.040 unit (belum terverifikasi).

Basuki menuturkan, untuk rumah rusak berat akan dibangun baru dengan menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) dengan pagu Rp 50 juta per unit. Proses rehabilitasi seluruh rumah rusak ditargetkan selesai selama enam bulan.

Sementara untuk fasilitas umum ditargetkan selesai pada akhir Desemer 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau