KOMPAS.com — Setiap orang memiliki aset berharga yang berbeda-beda, di antaranya tanah dan bangunan. Ada yang memilikinya untuk ditempati, ada pula sebagai instrumen investasi.
Aset itu bisa dikelola dan dikembangkan supaya bernilai makin tinggi, tetapi bisa juga dijual dan dijadikan jaminan untuk mendapatkan uang. Inilah yang berpotensi menimbulkan penipuan.
Baca juga: Apartemen Tak Kunjung Dibangun, Konsumen Tagih Uang Kembali
Menurut Land Registry—lembaga yang mengurus soal pinjaman dan jaminan aset properti di Australia—masyarakat sebagai konsumen harus memiliki perlindungan untuk meminimalkan risiko menjadi korban penipuan.
Konsumen sekaligus pemilik properti juga penting untuk mengetahui hal yang bisa mereka lakukan guna mencegah penipuan dan melindungi kepemilikan aset properti mereka, sama seperti melindungi aset lain yang mereka punyai.
Jika pemilik properti berada dalam salah satu situasi di atas atau merasa khawatir menjadi korban penipuan, silakan meminta bantuan atau saran dari pengacara, notaris, biro konsultasi properti, atau pihak berwenang.
Baca juga: YLKI: Pengembang K2 Park Bisa Dianggap Menipu
Usaha itu dinilai perlu agar pemilik properti mengetahui tindakan apa yang perlu dilakukan. Untuk itu, perlu berhati-hati dalam menerima masukan dan informasi yang dapat dipercaya.
Salah satu jenis penipuan yang sering dihadapi oleh pemilik rumah biasanya bermodus membuat dokumen palsu, kemudian mendaftarkannya ke lembaga pengurusan catatan tanah dan bangunan.
Pelaku penipuan biasanya menggunakan nama palsu dan identitas palsu untuk melancarkan aksinya.
Ketika pelaku telah mengumpulkan semua dokumen yang dibutuhkan, selanjutnya dia akan mengajukan permohonan jaminan atau menggadaikan aset properti itu.
Dalam berbagai kasus, penipu bisa lolos dari pemeriksaan dokumen dan identitas, lalu kabur dengan membawa uang hasil dari properti yang digadaikan.
Penipuan itu baru diketahui beberapa bulan kemudian ketika pembayaran cicilan mengalami keterlambatan.
Pihak berwajib menghubungi pemilik rumah yang sebenarnya dan memberi tahu bahwa akan dilakukan penyitaan aset propertinya.
Hal ini membuat pemilik rumah tidak memiliki pilihan lain selain menyewa pengacara untuk menghadapi kasus penyitaan ini.
Salah satu cara untuk menghentikan penipuan properti seperti ini adalah mendeteksi sedari awal kemungkinan terjadinya penipuan semacam itu.
Biasanya penipu butuh beberapa bulan untuk mengumpulkan dokumen dan mengajukan pinjaman atau menggadaikan aset properti tersebut. Saat itulah penipuan properti bisa dihindari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.