Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apartemen Murah di Cijantung Bisa Dimiliki Tanpa DP

Kompas.com - 01/03/2018, 13:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu kendala yang mengganjal pembelian hunian, entah itu apartemen atau rumah, adalah uang muka atau down payment (DP).

Terlebih bagi kalangan muda atau angkatan produktif yang belum lama merasakan dunia kerja, mengumpulkan uang sejumlah 10 persen sebagai DP dari harga jual hunian dalam waktu singkat, cukup sulit.

Generasi muda yang lebih dulu bekerja pun, belum tentu dapat melakukannya. Hal ini mengingat kenaikan gaji tidak berbanding linear dengan pertumbuhan harga hunian.

Baca juga : Lima Tahun Lagi, Generasi Milenial Terancam Tidak Bisa Membeli Rumah

Kendati harga jualnya hanya, katakanlah Rp 300 juta, itu artinya DP yang harus dibayar sekitar Rp 30 juta. Angka ini hanya DP, belum biaya lain-lain seperti provisi Kredit Pemilikan Rumah (KPR), BPHTB, cicilan pertama, notaris, administrasi, PPN.

Alih-alih membayar "hanya" Rp 30 juta, konsumen diharuskan menyetor lebih dari itu. Bisa jadi, besarannya sekitar Rp 50 juta.

Ilustrasi rupiahThinkstockphotos.com Ilustrasi rupiah
Ketika melihat nominal-nominal ini, banyak kalangan muda yang mundur teratur. Tak heran, jika diajukan pertanyaan kepada mereka, pilih membeli hunian atau jalan-jalan, sebagian akan menjawab opsi kedua.

Baca juga : Generasi Milenial Pilih Jalan-Jalan Ketimbang Beli Hunian

Melihat fenomena demikian, pengembang sebagai pihak penyedia hunian, berupaya untuk memecahkan persoalan tersebut. Bukan sekadar terdorong motivasi supaya "jualan" mereka cepat laku.

Lebih dari itu, menjaga industri dan bisnis properti terus bergerak demi pertumbuhan ekonomi adalah yang terpenting.

Seperti dikatakan Ketua Umum DPP REI Soelaeman Soemawinata, kreativitas dan inovasi pengembang sangat dibutuhkan demi mengembalikan bisnis dan industri properti agar menjadi lokomotif perekonomian.

"Properti melibatkan 177 industri ikutan. Jadi harus terus bergerak. Di sinilah dibutuhkan pengembang yang kreatif dan inovatif. Memasarkan produknya agar terserap pasar, menjaga supply and demand," kata pria yang karib disapa Eman.

Salah satu pengembang yang telah melakukan eksplorasi terhadap kecenderungan gaya hidup, preferensi, dan pengelolaan finansial angkatan kerja muda adalah Synthesis Development.

Ilustrasi generasi milenial memilih tinggal di apartemen.Thinkstock Ilustrasi generasi milenial memilih tinggal di apartemen.
Mereka menawarkan program tanpa DP untuk proyek apartemen Prajawangsa City di Cijantung, Jakarta Timur. 

Apartemen yang ditujukan untuk kalangan menengah ke bawah ini bisa didapatkan konsumen tanpa harus membayar uang muka.

Property Investment Advisor Synthesis Development Asnedi menjelaskan, jika konsumen membeli unit terkecil dengan harga Rp 360 juta, bisa memilikinya dengan mencicil Rp 5 juta per bulan.

"Itu sudah tanpa DP. Selama apartemen dibangun, konsumen mendapat fasilitas lainnya yakni bebas tinggal di Bassura City, apartemen lain milik perusahaan yang sudah beroperasi selama tiga tahun," tutur Asnedi kepada Kompas.com, Kamis (1/3/2018).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com