Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peritel "Esprit" Menderita Kerugian Rp 1,7 Triliun

Kompas.com - 01/03/2018, 10:13 WIB
Haris Prahara,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sumber Reuters

HONGKONG, KOMPAS.com – Pebisnis pakaian Esprit terguncang. Pundi-pundinya rontok terempas badai kelesuan ritel.

Sebagaimana diwartakan Reuters, Kamis (1/3/2018), peritel itu mengalami kerugian bersih sebesar 954 juta dollar Hongkong (Rp 1,7 triliun) pada periode enam bulan terakhir hingga Desember 2017.

Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, Esprit masih mampu mencatatkan laba senilai 61 juta dollar Hongkong (Rp 107 miliar).

Adapun penjualan Esprit menurun dari sebelumnya 8,32 miliar dollar Hongkong menjadi 8,04 miliar dollar Hongkong.

Kalangan analis menilai, sengkarut yang dialami Esprit tak lepas dari melemahnya penjualan di gerai konvensional dan juga penurunan bisnis Esprit di China.

Baca juga: Pebisnis Ritel Ramai-ramai Cabut dari Singapura

Kelompok mode itu kini tengah mencari formula mutakhir untuk bertahan, mulai dari penutupan toko, penyesuaian harga, hingga peningkatan teknologi dan distribusi.

"Dengan kinerja penjualan yang lebih lemah dari perkiraan, kami tetap berhati-hati mengenai ekspektasi semester kedua tahun ini,” kata Esprit dalam pernyataan resminya.

Dalam catatan Kompas.com, apa yang terjadi pada Esprit mengonfirmasi masih tertekannya industri ritel pada tahun ini.

Peritel kelas dunia seperti H&M juga diterjang kelesuan ritel. Laba sebelum pajak tiga bulanan sampai November 2017 merosot hingga dua digit, persisnya sebesar 34 persen. Angkanya menyusut jadi 4,9 miliar kronor Swedia (sekitar 440 juta Poundsterling).

"Perubahan industri (ritel) mengejutkan semua pihak dan tren ini akan berlanjut pada 2018,” ungkap Chief Executive Karl-Johan Persson kala itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com