Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Jepang, di Depan Rumah Pun Ada “Vending Machine”

Kompas.com - 11/10/2017, 19:00 WIB
Haris Prahara

Penulis

KompasProperti – Ingin merasakan kemajuan peradaban masa kini? Coba tengoklah sebuah negara di kawasan Asia Timur, yaitu Jepang.

Praktis dan serba cepat. Mungkin begitulah falsafah hidup sebagian besar warga negeri sakura ini. Tak heran jika berkunjung ke sana, Anda akan mendapati vending machine atau mesin penjual otomatis di hampir setiap sudut kota!

Entah di depan toko, stasiun, rumah sakit, kantor pemerintahan, maupun tempat lainnya, mesin tersebut dapat ditemukan. Bahkan, di depan rumah seseorang pun bisa juga Anda menjumpainya.

Seperti dikutip Business Insider, Jepang merupakan negara dengan jumlah mesin penjual otomatis terbanyak di dunia. Sedikitnya terdapat lima juta unit mesin penjual otomatis di negara empat musim tersebut.

Rasionya pun cukup mencengangkan. Menurut Japan Vending Machine Manufacturers Association, ada 1 mesin penjual per setiap 23 penduduk Jepang.

Demikian pula variasi produknya, amat beragam. Mulai dari minuman, rokok, makanan ringan, buku, baju, hingga ponsel pun bisa dibeli dari mesin sakti tersebut.

Lantas, apa faktor penyebab mesin penjual otomatis begitu merajalela di Jepang? Berikut sejumlah analisisnya:

1. Kepadatan penduduk dan mahalnya properti

Dengan 127 juta penduduk pada wilayah seluas California di Amerika Serikat, Jepang termasuk negara dengan populasi terpadat di dunia. Terlebih lagi, dengan fakta 75 persen wilayah Jepang adalah pegunungan.

Sebanyak 93 persen dari jumlah penduduk tersebut tinggal di kawasan perkotaan. Tentunya, dengan kepadatan penduduk yang ada, berimbas pula pada tingginya harga properti di sana. Masyarakat pun mesti tinggal di permukiman vertikal untuk menyiasati kondisi itu.

Pemandangan Jepang diambil dari udaraThinkstock Pemandangan Jepang diambil dari udara
Kombinasi kepadatan penduduk dan tingginya harga properti membuat warga Jepang tidak memiliki banyak ruang untuk menyimpan barang-barang konsumsi. Perusahaan di Jepang pun menjadi lebih suka menjual melalui mesin otomatis daripada membuka toko eceran.

"Mesin penjual menghasilkan lebih banyak pendapatan dari setiap meter persegi lahan dibandingkan dengan toko ritel," tutur ekonom dari Universitas Kobe, Robert Parry.

2. Biaya tenaga kerja

Angka kelahiran Jepang yang menurun, populasi terus menua, serta kurangnya imigrasi telah menyebabkan minimnya jumlah tenaga kerja di Jepang. Kalau pun ada, harganya tak murah.

Menurut William A. McEachern, profesor ekonomi dari University of Connecticut, Amerika Serikat, mesin penjual otomatis bisa menjadi solusi atas mahalnya tenaga kerja di Jepang. Dengan mesin tersebut, kebutuhan akan pegawai penjualan dapat dihilangkan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau