JAKARTA, KompasProperti - Pengerjaan proyek Simpang Susun Semanggi yang rampung dua bulan lebih cepat dari target, menyisakan banyak cerita.
Bahkan, Manajer Proyek Pengembangan SS Semanggi Dani Widiatmoko mengibaratkan, pembangunan proyek tersebut layaknya kisah Bandung Bondowoso dan Loro Jonggrang dalam Candi Prambanan.
"Ibaratnya, proyek Bandung Bondowoso yang diminta pekerjaannya, karena waktu yang cukup singkat," tutur Dani di lokasi proyek, Rabu (9/7/2017).
Proyek ini merupakan bagian dari kompensasi pengembang PT Mitra Panca Persada (MPP), anak perusahaan dari perusahaan asal Jepang, Mori Building Company, lantaran meninggikan gedung Wisma Sudirman.
Sesuai Peraturan Gubernur Nomor 210/2016 tentang Koefisien Bangunan, perusahaan wajib memberikan kompensasi atas kelebihan koefisien luas bangunan (KLB), lantaran meninggikan gedung dari 40 lantai menjadi 60 lantai.
Awalnya, Dani bercerita, setelah proses tender dan beauty contest, pembangunan SS Semanggi ditargetkan rampung Desember 2017.
Belakangan, PT MPP rupanya membuat kesepakatan dengan Pemprov DKI agar penyelesaian SS Semanggi dirampungkan September 2017.
"Saat groundbreaking pada April 2016, muncul ide untuk beri kado dari Gubernur DKI Jakarta saat itu, untuk memberi kado spesial ke Indonesia dengan menjadikan tanggal 17 Agustus sebagai tanggal peresmian," kata dia.
Tantangan yang diberikan Basuki Tjahja Purnama itu ditanggapi serius. Proses pekerjaan pun dikebut hingga akhirnya pekerjaan utama proyek itu rampung pada akhir April 2017.
Kendati saat ini SS Semanggi sudah dapat dioperasikan, Dani menyebut progres pembangunannya baru mencapai 98 persen. Dua persen sisanya tinggal pekerjaan persiapan, drainase, pengembalian kondisi, pemasangan marka jalan, dan urusan pertamanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.